Muhasabah Diri: Jalan Sunyi Menuju Penguatan Spiritual Umat

0
20

Di tengah derasnya arus modernisasi dan perkembangan teknologi, umat Islam dihadapkan pada tantangan besar dalam menjaga kualitas iman dan akhlak. Kemudahan akses informasi di satu sisi membawa manfaat, namun di sisi lain membuka peluang tersebarnya konten negatif, gaya hidup hedonistik, serta budaya materialistik yang perlahan mengikis kesadaran spiritual. Dalam kondisi inilah, muhasabah diri menjadi kebutuhan mendesak bagi setiap Muslim.

Muhasabah bukan sekadar introspeksi biasa, melainkan proses sadar untuk menilai kembali kualitas ibadah, niat, dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah ﷺ mengajarkan umatnya untuk selalu mengevaluasi diri sebelum datang masa perhitungan di akhirat. Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu berkata, “Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab.” Kalimat ini menjadi landasan kuat bahwa muhasabah adalah kunci keselamatan dunia dan akhirat.

Baca Juga  Dosen UIN Raden Intan Lampung Diciduk Polisi saat Bersama Mahasiswa di Rumah

Kesadaran inilah yang melatarbelakangi terselenggaranya kegiatan Majelis Penguatan Spiritual IKADI Lampung Selatan dengan tema “Pembiasaan Muhasabah Diri”, yang dilaksanakan melalui program Pengabdian kepada Masyarakat oleh Dosen Agama Islam Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Ustadz Muhamad Kumaidi, M.H.I. Kegiatan ini berlangsung dalam bentuk Malam Bina Iman dan Taqwa (Mabit) pada 27–28 September 2025 di PPTQ Al-Utrujjah, Karang Sari, Jati Agung, Lampung Selatan.

Melalui rangkaian kegiatan seperti tadarus dan khataman Al-Qur’an, qiyamul lail, dzikir, istighfar, serta kajian ruhiyah, peserta diajak untuk menenangkan hati dan menata ulang hubungan dengan Allah SWT. Muhasabah dipraktikkan secara langsung melalui evaluasi ibadah harian, refleksi diri, dan penyusunan rencana perbaikan amal. Pendekatan ini menjadikan muhasabah tidak berhenti pada tataran teori, tetapi menjadi kebiasaan yang aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga  SMK Telkom Lampung Salurkan Infaq Untuk Palestina Melalui Safari Dongeng

Hasil kegiatan menunjukkan meningkatnya kesadaran peserta akan pentingnya evaluasi diri dalam menjaga konsistensi ibadah dan keikhlasan berdakwah. Para dai dan jamaah menyadari bahwa ibadah yang dilakukan secara rutin belum tentu berdampak pada akhlak jika tidak disertai muhasabah. Dari sinilah lahir komitmen untuk memperbaiki kualitas shalat, memperbanyak amal sunnah, serta mengurangi kebiasaan buruk yang sebelumnya dianggap sepele.

Selain penguatan individu, kegiatan ini juga mempererat ukhuwah Islamiyah. Kebersamaan dalam qiyamul lail, diskusi ruhiyah, dan dzikir bersama menumbuhkan rasa saling peduli dan saling mengingatkan dalam kebaikan. Inilah kekuatan dakwah yang sesungguhnya: dimulai dari perbaikan diri, lalu menyebar menjadi perbaikan umat.

Muhasabah sejatinya adalah perjalanan sunyi yang penuh makna. Ia menuntut kejujuran pada diri sendiri, kerendahan hati di hadapan Allah, serta keberanian untuk berubah. Melalui pembiasaan muhasabah, umat Islam diharapkan tidak hanya menjadi ahli ibadah secara ritual, tetapi juga memiliki akhlak mulia yang tercermin dalam kehidupan sosial.

Baca Juga  Mencetak Pemimpin Masa Depan Untuk Lampung dan Indonesia: Lampung Leadership Forum 2023

Semoga upaya penguatan spiritual seperti ini terus berlanjut dan menjadi budaya di tengah masyarakat Muslim. Karena dengan muhasabah yang istiqamah, lahirlah pribadi-pribadi bertakwa yang mampu menghadirkan Islam sebagai rahmat bagi semesta alam.

Oleh : Muhammad Khumaidi