Antara Childfree, Fitrah dan Tuntunan Allah.

0
228

Kenapa  Harus  Punya  anak  ?  Terbayang  segala  kerepotan  yang  akan  muncul    dengan kehadiran anak, tidak bisa lagi bebas kemana-mana, belum lagi harus mengurusi, menjaga dan mendidiknya, bagi sebagian orang dipandang   sebagai beban, kekang untuk bekerja, meniti karir  dan sebagainya

Tren Childfree yang diusung seorang influencer beberapa waktu terakhir sepertinya cukup menyita perhatian publik, pro kontra bermunculan membuka ruang perdebatan dimasyarakat.Tersebut dalam jurnal “ Childfree Perspektif Hukum Islam oleh Ahmad Fauzan, childfree merupakan istilah yang hadir sekitar tahun 1972,   Istilah ini dimaknai bagi seorang yang enggan memiliki anak, di mana ia punya alasan tertentu untuk mengambil keputusan yang demikian.

Lalu bagaimana islam memandang tren ini ?

Baca Juga  Ramzi dan Rika harus lanjut sekolah

Kami tidak akan membahas tentang kondisi terhalangnya seseorang memiliki keturunan karena faktor kesehatan ataupun faktor lain yang membahayakan jiwa jika seseorang tersebut memiliki keturunan, hal tersebut sudah cukup jelas kaidah hukumnya namun kali ini kami akan membahas bagaimana keengganan seseorang dalam memiliki keturunan tidak disertai dengan alasan yang bisa dibenarkan dalam ketentuan dienul islam.

Setidaknya ada beberapa alasan child free bukanlah pilihan hidup yang tepat bagi seorang muslim.

Pertama,       Dalam       pandangan       Islam,       pasangan       suami       istri       yang memilih  childfree  termasuk  perbuatan  yang  bertentangan  dengan  fitrah  manusia, karena  memiliki  anak  merupakan  anugerah  dan  bagian  dari   fitrah  manusia. Ibn al- Qayyim menyebutkan  fitrah itu sejatinya adalah hanifiyyah, kecenderungan yang lurus dan benar dalam beragama. Allah  SWT  lebih  mengetahui  bagaimana  cara  manusia  hidup berbahagia dengan kebahagiaan hakiki, bukan kebahagiaan semu sesuai pandangan manusia semata atau mengikuti kehendak akalnya namun bertentangan dengan aturanNya. Allah SWT yang menciptakan manusia dan seluruh alam semesta, sehingga Dia yang paling tahu konsep dan cara untuk berbahagia. Allah SWT berfirman:

Baca Juga  POTENSI SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI LAMPUNG

Konsep berbahagia manusia jelas harus sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasulnya, hakikatnya  hidup  adalah  pilihan,  dan  kita  setiap  hari  selaku  muslim  setidaknya meminta minimal 17 kali sehari ditunjukkan “jalan yang lurus” (ihdinas shirotol mustaqim) sebagai bentuk  kesadaran bahwa semua pilihan hidup kita haruslah dengan tuntunan dan  petunjuk Allah dan itupun bagian dari konsekuensi penghambaan kita kepada Allah SWT.

Kedua, Pandangan   Islam tentang keutamaan anak dalam keluarga. Bahkan Nabi Zakariya   hingga   usia   tuanya   bersungguh-sungguh   berdoa   untuk   mendapatkan keturunan.

 

Berdasarkan tafsir dari ayat tersebut kita akan dapati bahwa tujuan utama memiliki keturunan didalam Islam tidak lain adalah pewarisan iman kepada keturunan, sekali lagi pewarisan Iman kepada Keturunan !

Baca Juga  PENGELOLAAN DAN PENGAWASAN RUANG LAUT

Tujuannya agar kelak bumi ini dipenuhi dengan orang-orang yang taat kepada Allah, yang siap bersujud dan melanjutkan sujud kita selaku orangtua serta siap melakukan amal sholih pun amal jariyah yang akan mengalir kepada orangtua.