Bandarlampung – Pemilihan Raya (Pemira) di Unila 2023 menimbulkan beberapa kontroversi. Salah satunya terkait managemen keterlaksanaan pemira yang berlangsung di FKIP Unila. Pemira yang seharusnya menjadi gambaran demokrasi diduga terdapat indikasi kecurangan akibat managemen pelaksanaan yang tidak sesuai.
Irfan Kusuma Yudha, salah satu mahasiswa PGSD FKIP Unila menuturkan bahwa panitia pemira tidak memberikan solusi inti atas chaos yang sempat terjadi. Permasalahan inti yang dimaksud adalah aksi menerobos antrian yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa lain yang tidak diketahui darimana asalnya, dan secara tiba-tiba diperbolehkan masuk dengan alasan yang tidak sinkron. Sedangkan, hanya ada satu pintu masuk.