Dari Lubang Buaya ke Panggung Dakwah: Hikmah dari G30S

0
5

Artinya, kalau manusia menjauh dari Allah, hidupnya justru jadi kacau, sempit, dan kehilangan arah. Sejarah G30S jadi contoh nyata: ketika ideologi yang menafikan Tuhan dijalankan, hasilnya bukan ketenangan tapi justru pertumpahan darah dan perpecahan.

Buat generasi muda sekarang, pesan ini penting banget: jangan sampai kita gampang tergoda dengan ide-ide yang kelihatannya keren atau revolusioner, tapi ujungnya bikin kita jauh dari agama.

Pancasila dan Nilai Islam: Penjaga Persatuan

Banyak yang bilang Pancasila itu buatan manusia, jadi nggak ada hubungannya sama agama. Padahal kalau kita lihat lebih dalam, nilai-nilai Pancasila itu sejalan sama ajaran Islam. Misalnya sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengajarkan untuk beriman. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, sejalan dengan perintah Islam untuk berlaku adil kepada siapa pun.

Baca Juga  Membaca Al-Qur’an : Antara Keindahan Suara dan Kebenaran Tajwid

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan…” (QS. An-Nahl: 90)

Kalau kita renungkan, Pancasila bukan sekadar dasar negara, tapi pagar persatuan. Dengan Pancasila, umat Islam bisa hidup damai berdampingan dengan umat lain. Dengan Pancasila pula, kita bisa punya “rumah bersama” yang melindungi semua warga tanpa harus mengorbankan akidah masing-masing.

Jadi, menjaga Pancasila sama aja dengan menjaga ajaran Islam tentang persatuan dan keadilan. Bagi generasi muda, ini PR penting: jangan gampang diadu domba oleh isu-isu politik atau ideologi lain. Ingat, kalau kita pecah, yang rugi bukan cuma satu kelompok, tapi seluruh bangsa.

Dakwah Persatuan: Dari Konflik ke Ukhuwah

Kalau kita lihat akar masalah G30S, intinya adalah perpecahan. Ada kelompok yang lebih mementingkan ideologi dan ambisi kekuasaan daripada persatuan bangsa. Hasilnya? Konflik, pertumpahan darah, dan luka sejarah yang panjang.

Baca Juga  “Pop Culture”, Klitih & Maraknya Tawuran Antar Pelajar

Islam mengingatkan umatnya untuk selalu menjaga persaudaraan. Allah berfirman:

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai…” (QS. Ali Imran: 103)

Sebagai generasi muda Muslim, kita punya tugas dakwah: bagaimana mengajak masyarakat hidup rukun, saling menghormati, dan nggak gampang terprovokasi. Dakwah persatuan ini sangat penting, karena musuh bangsa seringkali memanfaatkan celah perpecahan untuk melemahkan kita dari dalam.

Dari tragedi G30S kita belajar: konflik hanya melahirkan kehancuran. Tapi kalau kita pegang teguh ukhuwah—baik ukhuwah Islamiyah (sesama Muslim), ukhuwah wathaniyah (sesama bangsa), maupun ukhuwah insaniyah (sesama manusia)—maka Indonesia akan jadi bangsa yang kuat, damai, dan dihormati dunia.

Pemuda sebagai Penjaga Masa Depan

Sejarah G30S ngasih pesan jelas: kalau generasi mudanya lengah, bangsa ini bisa tergelincir ke jurang yang sama. Karena itu, pemuda punya peran vital sebagai guardian—penjaga masa depan bangsa.

Baca Juga  Kukatakan Tidak maka Batas menjadi Jelas

Rasulullah ﷺ pernah bersabda: