BEHUMA, CARA BERKEBUN ORANG LAMPUNG

1
714

Sebagaimana ciri khas masyarakat adat yang komunalistik, gotong royong, dan kekeluargaan Panen lada tersebut biasanya dilakukan dengan proses sakai sambayan, yaitu gotong royong masyarakat dalam umbul atau tiyuh sekitar huma sehingga proses panen raya dapat diselesaikan dengan cepat dan penuh rasa kekeluargaan. Dahulu proses panen lada atau mutil lada di huma lazim dilakukan oleh muli meranai secara bersama-sama, namun saat ini muli meranai lampung sudah sangat jarang sekali melakukan aktifitas hal tersebut. Mutil lada saat ini lebih banyak dilakukan oleh pekerja atau petani yang diupah atau dengan sistem bagi hasil dengan pemilik huma.

Setelah panen selesai dan terkumpul dilakukan proses penggilasan dengan penggilas yang terbuat dari anyaman bambu berdiameter setengah centi meter dengam ukuran 2×2 meter kemudian dibuatkan tiang penyangga setinggi 1,25 meter. Selesai penggilasan maka lada kemudian dijemur dibawah terik matahari menggunakan sulan dari bahan tikai atau rumbai. Selanjutnya, lada di ampar dengan ketebalan satu sampai dua centi meter, di bolak-balik menggunakan alat yang disebut pengayar. Penjemuran dilakukan sampai kering dengan tanda tanda biji lada menghitam, saat digigit pecah dan berbunyi “kratas”. Penggilasan dan penjemuran ini beriringan dengan pemetikan buah lada (mutil lada) bagian atas dengan menggunakan anak tangga yang terbuat dari kayu dan bambu dan telah disiapkan sekitar satu bulan sebelum panen dilaksanakan. 

Baca Juga  Angkon Muakhi, Budaya Mengangkat Saudara 

Disclaimer:
Tata cara berkebun orang lampung tersebut adalah tata cara orang lampung berkebun zaman dahulu sebelum teknologi maju seperti saat ini.

1 KOMENTAR