Bernilai itu artinya politik diarahkan untuk kebaikan, keadilan dan kesejahteraan atas semua kehidupan yang dipimpin yaitu rakyat. Bermakna itu artinya politik menjadikan dirinya terhindar dan di jauhkan dari politik-politik kotor karena sadar akan ada catatan atas yang telah, sedang dan akan di jalankan dalam dunia politik. Saya yakin di sinilah akan mengalir politik yang menyejukkan, walaupun ada suara yang hingar bingar. Politik yang memberikan keindahan walaupun, banyak konflik dan masalah dalam perjalanannya.
Ibadah di jalan dalam politik kebangsaan ini harus digemakan untuk menjadi alat menekan persengketaan antar pelaku politik. Sudah satu keniscayaan jika ada kompetisi dan perbedaan dalam jalan politik. Akan tetapi harus dipahami bahwa segala macam bentuk perbedaan itu bukan menjadi jalan permusuhan dan menajamkan persengketaan. Bahkan menjadi alat untuk saling menjatuhkan, menghinakan, bahkan menjadi senjata untuk membuka jalan fitnah. Dengan perbuatan tersebutlah, jalan politik yang baik menjadi tidak ada harganya bahkan usang.
Harus diakui bahwa lahir dan merdekanya bangsa ini, karena kekuatan nilai-nilai Spiritual. Hal ini bisa terlihat dari beberapa tokoh yang merebut dan mewujudkan kemerdekaan negara yang memiliki ketinggian dalam ilmu agama. Tentunya tokoh-tokoh ini, akan senantiasa melibatkan nilai-nilai agama pada setiap kebijakan dan keputusan-keputusan dalam memperjuangkan kepentingan negara dan bangsa dalam hal ini kemerdekaan. Oleh karenanya tidak bisa dipungkiri bahwa negara ini tidak mungkin bisa dilepaskan dari ketinggian nilai agama, sehingga sila pertama dalam Pancasila dituliskan “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Jalan Ibadah politik Kebangsaan
Para pelaku politik kebangsaan di negara ini tentunya memiliki agama, yang pada macam agama di negara ini sudah dipastikan diarahkan untuk mengutamakan ibadah dalam setiap tindakan tentunya dalam politik. Sehingga semua jenjang kepemimpinan yang terikat dengan rakyat dan pemerintah sudah semestinya di arahkan dan ditujukan sebagai ibadah. Sebagai seorang yang beragama pasti akan meyakini akan pertanggung jawaban di dunia dan kehidupan setelah dunia (akhirat). Maka politik kebangsaan itu membuka luasnya jalan ibadah, yang jalan itu hanya diperuntukkan untuk orang-orang terpilih sebab tidak semua orang mampu dan bisa melalui jalan tersebut.