Sebagai bukti kurangnya perhatian terhadap budaya Lampung, kita dapat melihat pembangunan yang tidak mencerminkan identitas lokal, seperti tugu dan gapura yang justru menonjolkan budaya asing. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang seberapa jauh kita menghargai budaya kita sendiri.
Menghidupkan Kembali Falsafah Lampung
Jika falsafah Pi’il pesenggiri dan Nengah nyappukh diamalkan secara menyeluruh, tidak akan ada lagi jalan rusak di desa-desa. Semua orang akan merasa bertanggung jawab untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Jika Nemui-nyimah dan Bejuluk beadok menjadi sikap dasar masyarakat, Lampung akan menjadi daerah yang aman, ramah, dan saling menghormati.
Ayo Majukan Lampung Bersama
Sebagai penutup, saya mengajak kita semua, terutama kaum terpelajar, tokoh adat, dan pejabat pemerintahan, untuk bergandengan tangan menjaga, menghidupkan, dan memajukan budaya Lampung. Budaya adalah identitas kita, dan menjaga budaya berarti menjaga martabat bangsa.
Mari kita wujudkan Lampung yang tidak hanya dikenal karena kekayaan alamnya, tetapi juga karena keindahan budayanya yang hidup di setiap sendi kehidupan masyarakatnya. Dengan semangat gotong royong, kita bisa membawa Lampung menjadi daerah yang maju, bermartabat, dan menjadi teladan bagi daerah lain.