Bandar Lampung – Peristiwa tawuran antar-pelajar pada Senin (30/10/2023) di Lampung yang merenggut nyawa seorang pelajar SMK Bina Latih Karya (BLK) telah mengejutkan banyak pihak. Dewan Pimpinan Daerah Federasi Guru Independen Indonesia (DPD FGII) Provinsi Lampung dengan tegas meminta agar aparatur penegak hukum mengambil tindakan tegas terhadap pelajar yang terlibat dalam insiden tragis ini.
Pemanggilan untuk Tindakan Tegas
Ketua DPD FGII Provinsi Lampung, Anton Kurniawan, bersama dengan Wakil Ketua Abraham Saleh, M.Pd., Sekretaris Jully Andriyanto, S.Pd., M.M., dan Bidang Humas Jamal, menegaskan bahwa insiden tawuran ini bukan sekadar kenakalan remaja biasa. “Mereka harus diberi sanksi tegas agar ada efek jera. Kita tidak boleh membiarkan peristiwa serupa terulang kembali, terutama jika memakan korban jiwa,” tegas Anton Kurniawan.
Peran Masyarakat dan Dinas Pendidikan
Dalam jangka panjang, DPD FGII Provinsi Lampung berharap adanya langkah-langkah khusus dan tindakan tepat dari Dinas Pendidikan serta instansi terkait. Selain itu, masyarakat dan orang tua juga diharapkan turut serta dalam mengatasi masalah ini. Meningkatnya peristiwa tawuran belakangan ini di Provinsi Lampung menjadi keprihatinan serius. “Kita harus bekerja bersama-sama menjaga putra-putri kita demi Lampung yang lebih baik,” tambah Anton.
Tawuran Sebagai Peristiwa Penting
DPD FGII Provinsi Lampung menyadari bahwa peristiwa tawuran ini adalah peristiwa luar biasa sehingga penanganannya juga harus luar biasa. Oleh karena itu, mereka berharap Dinas Pendidikan Provinsi Lampung dapat membangun komunikasi yang intens dengan aparatur penegak hukum, para pakar, ahli, tokoh masyarakat, pengamat pendidikan, pers, dan pihak-pihak yang peduli terhadap pendidikan untuk mencari solusi yang tepat dalam menangani permasalahan ini. “Dinas Pendidikan harus bisa menemukan metode yang tepat untuk memberikan ruang bagi anak-anak muda ini untuk menyalurkan energi besar dalam diri mereka,” kata Anton.
Menyadari Kurangnya Empati Sosial
Wakil Ketua DPD FGII Provinsi Lampung, Abraham Saleh, M.Pd., menyoroti sikap masa bodoh dan anti-sosial yang semakin subur di masyarakat, yang cenderung tidak peka dan tidak peduli dengan peristiwa di sekitarnya. “Ini juga menjadi pekerjaan bersama, bagaimana memupuk kembali sikap simpati dan empati masyarakat yang semakin luntur. Jika kita peduli terhadap sesama, kita bisa mengeliminasi peristiwa tawuran dan kriminal yang marak terjadi,” ujar Abraham.