“Semakin lemahnya daya beli masyarakat juga berdampak pada pelaku usaha, khususnya UMKM. Saat ini saja produk mereka sulit terjual, apalagi jika daya beli terus menurun,” tegas Amin.
Penundaan Sebagai Solusi untuk Mencari Kebijakan yang Lebih Adil
Penundaan pembatasan subsidi BBM dinilai memberikan waktu bagi pemerintah untuk mencari solusi yang lebih adil dan komprehensif. Kebijakan pembatasan subsidi ini berpotensi memicu ketidakpuasan dan protes dari masyarakat. Dengan menundanya, pemerintah berupaya menjaga stabilitas sosial.
Selain itu, penundaan ini memungkinkan pemerintah untuk mempersiapkan infrastruktur dan sistem yang lebih baik dalam memastikan subsidi BBM tepat sasaran. Salah satu langkah penting yang dapat dilakukan adalah menggunakan teknologi untuk memantau dan mengontrol distribusi BBM bersubsidi, sehingga kebocoran subsidi yang selama ini terjadi dapat diatasi.
Kebocoran Penggunaan Subsidi BBM di Sektor Industri dan Perkebunan
Selama ini, banyak sektor industri dan perkebunan diduga secara ilegal memanfaatkan BBM bersubsidi. Kebocoran ini telah berlangsung selama bertahun-tahun dan belum dapat dibereskan secara efektif. Penundaan pembatasan subsidi BBM memberikan waktu lebih bagi pemerintah untuk merumuskan kebijakan yang lebih matang, dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan politik.
Energi Terbarukan: Solusi untuk Mengurangi Ketergantungan pada BBM Fosil
Amin juga menekankan pentingnya memanfaatkan sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan hidroelektrik, sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan. Selain itu, masyarakat menghasilkan biofuel dari bahan organik seperti tanaman dan limbah untuk digunakan sebagai alternatif yang lebih berkelanjutan dibandingkan bahan bakar fosil.