Wakil Ketua Komite III DPD RI: Mengenang Seni Tradisional dalam Lokakarya DAAL 2023

0
133
Abdul Hakim menjadi narasumber pada lokakarya pertunjukan pemutaran film gelaran Dian Arza Arts Laboratory Gelar (DAAL)

Pesawaran – Wakil Ketua Komite III DPD RI asal daerah pemilihan Lampung, Abdul Hakim menjadi narasumber pada lokakarya pertunjukan pemutaran film gelaran Dian Arza Arts Laboratory Gelar (DAAL) di Amandadi Riverside, Gedongtataan, Sabtu, 14 Oktober 2023. Abdul Hakim membagikan wawasan tentang peran pemerintah dalam mendukung kesenian tradisional.

Seni Tradisional: Bagian Tak Terpisahkan dari Kehidupan Masyarakat

Abdul Hakim dengan tegas menekankan bahwa seni tradisional adalah elemen yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Ini lebih dari sekadar bentuk ekspresi; ini adalah cerminan dari budaya, sejarah, dan identitas suatu komunitas. Seni tradisional mencerminkan nilai-nilai, keyakinan, dan keunikan budaya kita yang perlu dilestarikan dengan baik. Dalam zaman yang terus berubah, seni tradisional menjadi jendela ke masa lalu yang harus kita lestarikan demi masa depan.

Baca Juga  Cerdaskan Pemilih: Abdul Hakim Siap dialogis dan monologis di RRI Bandar Lampung

Perspektif Islam tentang Seni

Dalam paparannya, Abdul Hakim juga membahas perspektif Islam tentang seni. Dia menjelaskan bahwa dalam Islam, seni adalah bagian fitrah manusia. Seni muncul dalam jiwa, perasaan, nurani, dan keinginan manusia untuk mengekspresikan keindahan. Perspektif ini menekankan bahwa seni adalah cara manusia berkomunikasi, merayakan kehidupan, dan mengungkapkan rasa syukur kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu, seni tradisional memiliki tempat yang istimewa dalam budaya Indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Ancaman Terhadap Seni Tradisional

Abdul Hakim juga memberikan peringatan tentang ancaman yang dihadapi seni tradisional. Dalam era modern, perkembangan teknologi dan budaya pop menyebabkan minimnya panggung seni tradisional. Seni modern seringkali mengungguli daya tarik seni tradisional, dan pentas modern menjadi lebih menonjol. Dampak pandemi COVID-19 semakin memperparah situasi ini, dengan pembatasan sosial yang membatasi pertunjukan seni.