Ia mengatakan, melalui kolaborasi lintas agama dan aksi lingkungan, mahasiswa belajar menghormati alam dan manusia sebagai bagian dari penciptaan bersama.
Kepala LPMPP, Prof. Dr. Abdurrahman, M.Si., menguraikan pendekatan project-based learning yang diterapkan dalam MKWK. Ia menyebut, mahasiswa akan menjalani tahapan identifikasi masalah lingkungan, kemudian pelaksanaan aksi nyata seperti penanaman pohon “toleransi” dan refleksi hasilnya.
Dalam konteks lintas agama, simbol penanaman ini mencerminkan komitmen terhadap harmoni antar-umat dan kelestarian alam.
Sekretaris LPMPP, Dr. Maulana Mukhlis, S.Sos., M.I.P., memaparkan, MKWK Berbasis Proyek ini sesuai dengan program bantuan pengembangan MKWK yang ditetapkan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) pada tahun 2025, yang mendorong perguruan tinggi untuk mengintegrasikan nilai sosial, lingkungan, dan lintas agama dalam pembelajaran.






















