Bandar Lampung, 26 Oktober 2023 ─ Showcase Asset Liability Committee (ALCo) Regional Lampung dilaksanakan sebagai bentuk kolaborasi dalam mengantisipasi risiko ekonomi dan fiskal di daerah. Kerjasama lintas unit ini, berupaya mengelaborasi data fiskal daerah secara tajam untuk kemudian menyusun rekomendasi penguatannya sehingga berdampak pada pertumbuhan perekonomian lokal.
Dalam pemaparannya Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Lampung yang juga Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Lampung Mohammad Dody Fachrudin menyampaikan hal-hal penting yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah guna mendorong pertumbuhan perekonomian Lampung. Diantaranya melalui peningkatan efektivitas belanja negara yang lebih terukur dan tepat sasaran, menganalisa perluasan skema pembiayaan daerah secara terkendali dan hati-hati, penguatan sinergi pendanaan APBD/Non APBD, serta pembentukan Dana Abadi Daerah (DAD) untuk kemanfaatan lintas generasi.
Local Expert dari Universitas Lampung, Prof. Marselina Djayasinga menyampaikan insight lain pembangunan ekonomi lokal di regional Lampung yang akan memberi dampak signifikan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu turut dipaparkan kondisi penerimaan negara di Lampung oleh Kanwil DJP Bengkulu-Lampung, Kanwil Bea Cukai Sumatera Bagian Barat, dan Kanwil DJKN Lampung-Bengkulu. Seluruh unit optimis target penerimaan tahun 2023 di Lampung akan terlampaui.
Perkembangan Ekonomi Regional Lampung
Kinerja Perekonomian Lampung Triwulan II 2023 tumbuh 4,00 persen (yoy) yang didukung oleh peningkatan produksi komoditas tanaman pangan dan perkebunan, serta peningkatan aktivitas transportasi dan pergudangan. Pada September 2023, inflasi Lampung berada pada level sasaran 3±1 persen yaitu sebesar 2,27 persen (yoy). Namun inflasi harus tetap diwaspadai karena sejak akhir triwulan II 2023, kondisi anomali cuaca dan El Nino yang berlanjut hingga saat ini berpengaruh terhadap produksi sektor pertanian dan menyebabkan beberapa harga komoditas naik, terutama beras. Neraca perdagangan Lampung masih mencatatkan surplus walaupun beberapa harga komoditas ekspor termoderasi di pasar global.
Kinerja APBN Regional Lampung Tetap Solid Menjaga Pemulihan Ekonomi.
Sampai dengan 30 September 2023, pendapatan APBN telah terealisasi sebesar Rp7.593,33 miliar atau 79,82 persen dari target. Dari sisi penerimaan pajak, mayoritas penerimaan per jenis pajak tumbuh positif. Realisasi penerimaan pajak sampai dengan 30 September 2023 tumbuh 12,94 persen (yoy) dan telah terealisasi sebesar Rp5.725,31 miliar atau 74,12 persen dari target penerimaan. Secara agregat, seluruh sektor utama tumbuh positif dengan kontribusi penerimaan pajak didominasi oleh sektor industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 30,10 persen dari total penerimaan pajak dan tumbuh signifikan sebesar 24,04 persen (yoy). Adapun faktor yang mendorongnya diantaranya peningkatan setoran pada Industri Pangan, Industri Karet, dan barang dari karet serta plastik.
Dari sisi penerimaan Kepabeanan dan Cukai, sampai dengan 30 September 2023 sebesar Rp755,72 miliar atau 98,87 persen dari target. Realisasi Bea Masuk sebesar Rp286,87 miliar, tumbuh 13,3 persen (yoy) dipengaruhi kenaikan importasi beras. Realisasi Cukai sebesar Rp1,33 miliar, tumbuh 1157,7 persen (yoy) dipengaruhi oleh denda administrasi cukai dengan berlakunya peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 237/PMK.04/2022 tentang Penelitian Dugaan Pelanggaran di Bidang Cukai. Realisasi Bea Keluar sebesar Rp467,52 miliar, terkontraksi 65,94 persen (yoy) disebabkan oleh harga Crude Palm Oil (CPO) yang termoderasi di pasar global. Penerimaan Negara Bukan Pajak sampai dengan 30 September 2023 tumbuh signifikan sebesar 22,68 persen (yoy) dengan realisasi sebesar Rp1.112,29 miliar atau telah mencapai 108,61 persen dari target.