Luka yang Menjalar, Kata yang Membakar

0
70

Mengapa publik sulit percaya? Karena ada luka yang menjalar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Tragedi demi tragedi sering direspons dengan pola sama: permintaan maaf, kunjungan pejabat, janji evaluasi. Namun, publik melihat siklus ini berulang tanpa perubahan sistemik. Akibatnya, setiap peristiwa baru langsung menyentuh saraf luka lama.

Ibarat daun kering, masyarakat hanya menunggu percikan kecil untuk terbakar. Kata-kata yang tidak hati-hati dari figur publik menjadi bensin yang menyiram luka. Dari titik ini, solusi tidak bisa lagi setengah hati. Empati memang perlu, tetapi ia harus lebih dari sekadar simbol. Negara harus merawat komunikasi dengan publik secara berkelanjutan: forum dengar pendapat, dialog terbuka, dan kehadiran pejabat di ruang publik yang rawan. Empati yang konsisten akan mengikis jarak emosional antara rakyat dan negara.

Baca Juga  Pegawai Salon di Bandar Lampung Dilaporkan Dianiaya dan Diancam Menggunakan Senjata Api

Lalu, proses hukum harus dibuka setransparan mungkin. Update investigasi diumumkan secara berkala, melawan rumor sekaligus mengembalikan kepercayaan. Dan yang lebih mendasar, ada sistem yang perlu diperbaiki: reformasi SOP aparat, pelatihan komunikasi krisis, hingga mekanisme pengawasan independen yang berjalan nyata. Dengan cara ini, negara tidak sekadar memadamkan api, melainkan membersihkan lahan dari daun-daun kering yang siap terbakar. Tragedi Affan Kurniawan menunjukkan bagaimana luka personal dapat menjalar menjadi luka kolektif. Kata dan sikap para pejabat publik, ditambah respons negara yang belum sepenuhnya menyentuh akar persoalan, membuat bara semakin menyala.

Sejarah Arab Spring dan Black Lives Matter menjadi cermin: percikan kecil bisa mengguncang negara bila direspons dengan abai. Simbol empati penting, tetapi keadilan substantif lebih penting. Masyarakat mungkin memaafkan tragedi, tetapi tidak akan memaafkan ketidakpekaan. Dalam politik, sering kali yang menentukan bukan apa yang terjadi, melainkan bagaimana negara menanggapinya. Dan pada akhirnya, komunikasi bukan hanya tentang kata, melainkan tentang tindakan yang menjahit kembali kepercayaan publik.

Baca Juga  Tua -Muda 27 Calon PDM Pringsewu Priode 2022-2027

Sumber : https://nasional.kompas.com/