Waktu untuk bekadu tidak ada waktu khusus, pastinya bekadu merupakan salah satu proses ketika bujang gadis saling mengenal sehingga dapat diberikan kapan saja tergantung pada kesiapan dan kesediaan meranai, bekadu pun bukan suatu kewajiban bagi meranai karena bekadu hanyalah salah satu bentuk ungkapan rasa suka atau rasa cinta meranai kepada muli pujaannya dengan cara memberikan sesuatu untuk dimakan bersama-sama. Makanan yang diberikan oleh meranai kemudian disajikan dirumah kediaman si gadis dengan mengundang (ngurau) keluarga dan para tetangga yang ada disekitar kampung. Berdasarkan kebiasaan bekadu lebih sering dilakukan pada malam hari yakni pada saat meranai berkunjung ke rumah keluarga muli, selain itu bekadu juga jamak dilakukan oleh meranai lampung kepada muli pujaannya ketika akan menjelang lebaran atau hari raya.
Biasanya pada saat pelaksanaan bekadu inilah meranai Nuwik Muli, Nuwik adalah kalimat sindiran berupa kalimat pertanyaan meranai kepada muli sebagai bentuk keseriusan dirinya untuk menikahi si muli seperti contoh dengan kalimat : Api dek, sekira umur jagung api umur pari? (bagaimana dek, apakah seumur jagung apa seumur padi?), derian ni kak masak api pagun kembutik? (Duriannya udah mateng apa masih mentah?), atau kalimat lain dimana dari kalimat sindiran tersebut si muli akan mengerti dan memberikan jawaban dengan kalimat seperti : seumur jagung, atau seumur padi, lagi berbunga, baru tumbuh dan sebagainya yang menggambarkan sampai dimana kesiapan si muli untuk dilamar atau menikah dengan meranai, sehingga meranai akan pulang dengan mempersiapkan segala sesuatu sesuai dengan waktu yang telah diperkiraan.