Site icon Informasi Berita Rujukan Masyarakat Lampung

Trik Memeriksa Posisi Diri Apakah Beriman, Munafik, atau Kafir

UNTUK mengukur tingkat keimanan diri sendiri, apakah kita masuk orang yang beriman, munafik, ataukah kafir, ada trik paling jitu untuk mengukurnya yakni dengan melihat hubungan kita (manusia) terhadap dunia.

Sedangkan yang dimaksud dunia adalah segala macam hal yang disukai oleh hawa nafsu: pangkat/jabatan, harta, kendaraan, bisnis, sawah, ladang, emas, perak, perusahaan, ketenaran, nama baik, pakaian, keindahan (suara, rupa, dan warna).

Seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, ahli Alquran dan tafsir, yaitu Abdullah bin Abas membagi tingkat hubungan manusia dengan dunia ada tiga macam, yaitu sebagai bekal, perhiasan, dan sebagai kenikmatan.

Abdullah bin Abbas ra. berkata, “Sesungguhnya, Allah Ta’ala membagi dunia ke dalam tiga bagian; bagian untuk orang beriman, orang munafik, dan satu bagian lagi untuk orang kafir.

Untuk orang beriman, dunia sebagai bekal, orang munafik menjadikannya sebagai perhiasan, sedangkan orang kafir menjadikannya sebagai kenikmatan.

Alloh menjadikan manusia sebagai khalifahnya (pemakmur bumi) QS. 2 ayat 30, dan sekaligus sebagai hamba-Nya QS. 51 ayat 56 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.

Konon, urusan duniawi tak ubahnya seperti bunga yang sedang mekar. Setiap orang ingin mendekat lalu memetiknya, namun ketika bunga itu dipetik ia akan segera layu yang akhirnya dicampakkan.

Begitu juga dengan pernak-pernik dunia, ketika pernak-pernik dunia itu baru didapatkan tentu akan dirawat dan dieman-eman, tapi giliran pernak-pernik itu menjadi usang akan dibiarkan dan ditumpuk di gudang.

Sungguh harta yang engkau makan akan menjadi kotoran, harta yang engkau pakai akan menjadi rongsokan, dan harta yang engkau tinggalkan akan menjadi rebutan (dibagi-bagi oleh ahli waris).

Meski lezatnya dunia hanya sesaat, tapi banyak orang yang memburunya hingga lupa akhirat. Seharusnya dunia dan akhirat tidak boleh dipisahkan, karena keduanya merupakan bagian hidup yang berkelanjutan.

Jadikan dunia sebagai ladang akhirat, artinya ketika masih hidup di dunia menanamlah benih-benih kebaikan yang kelak bisa dipanen di akhirat. Imam Ghazali berkata :

الدنيا مزرعة الآخرة ؤكل ما خلق فى الدنيا
فيمكن أن يتزود منه للآخرة.

Artinya:
Dunia adalah ladang akhirat. Maka setiap yang diciptakan Allah di dunia, bisa untuk dijadikan bekal menuju akhirat. 

* Oleh : KH. Anshori, SP
* Anggota Komisi Dakwah MUI Lampung.

Exit mobile version