Wawaimedia – Serangan bertubi-tubi Israel di tanah Palestina telah menciptakan gelombang gerakan boikot terhadap produk dari dan pendukung Israel. Dalam konteks ini, sejumlah perusahaan yang menjadi sasaran boikot mulai merasa ketar-ketir karena berkurangnya jumlah pelanggan. Israel sendiri mengalami kekhawatiran akan dampak kerugian ini, dengan misi diplomatik utama untuk menanggulangi gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS).
1. Gelombang Boikot: Tanda Ketidaksetujuan Global
Gelombang gerakan boikot yang semakin kuat menandakan tingginya ketidaksetujuan global terhadap tindakan Israel di tanah Palestina. Masyarakat dunia, termasuk sejumlah perusahaan, mulai memberikan respons terhadap serangan yang terjadi.
2. Klarifikasi Perusahaan Terhadap Gerakan Boikot
Perusahaan yang menjadi sasaran gerakan boikot memberikan klarifikasi sebagai respons terhadap berkurangnya jumlah pelanggan. Mereka berupaya meyakinkan masyarakat bahwa mereka tidak terlibat secara langsung dalam tindakan yang menimbulkan kontroversi.
3. Reaksi Israel terhadap Gerakan Boikot
Israel merespons gerakan boikot dengan langkah-langkah tegas, termasuk larangan terhadap kelompok-kelompok yang mendukung gerakan tersebut. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahkan melihat ancaman terhadap ribuan pekerja Israel jika gerakan boikot mencapai skala internasional penuh.
4. Dampak Ekonomi Israel dan Kehawatiran Terkaitnya
Meskipun Israel membantah bahwa gerakan boikot akan merugikan mereka, kekhawatiran akan dampak ekonomi telah mendorong langkah-langkah diplomatik. Kehawatiran terhadap penurunan jumlah pelanggan dan kerugian ekonomi menjadi sorotan utama.
5. Klarifikasi: Menambah Penderitaan atau Menguranginya?
Dalam menjelang gerakan boikot, Israel menyatakan bahwa hal itu hanya akan “menambah penderitaan rakyat Palestina, bukan menguranginya.” Pernyataan ini menciptakan debat mengenai dampak sebenarnya dari gerakan ini terhadap kesejahteraan rakyat Palestina.
6. Realitas Ekonomi dan Analisis Institusi Non-Profit
Brookings Institution, organisasi non-profit berbasis di Washington, AS, memberikan pandangan bahwa gerakan BDS tidak akan secara drastis mempengaruhi perekonomian Israel. Mereka menyoroti bahwa sebagian besar ekspor Israel adalah barang “intermediet” yang digunakan dalam produksi di tempat lain.
7. Potensi Kerugian Ekonomi Menurut Laporan 2018
Laporan Al Jazeera pada 2018 mengungkapkan bahwa gerakan boikot dapat menimbulkan kerugian hingga US$11,5 miliar per tahun bagi Israel. Namun, data Bank Dunia menunjukkan penurunan ekspor barang “intermediet” dari 2014 hingga 2016, menciptakan kerugian sekitar US$6 miliar.