Hitung-hitungan dalam Kebaikan
Aku malu… karena terlalu sering berhitung dalam berbuat baik.
Berapa banyak dari kita yang berkata:
“Kalau gak viral, ngapain?”
“Kalau gak berdampak besar, buang-buang tenaga.”
“Kalau gak dapat apresiasi, ya mending diem aja.”
Padahal Allah tidak bertanya, “Seberapa besar hasil yang kamu capai?”
Yang Allah tanya adalah: “Apa kamu bergerak? Apa kamu berpihak?”
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍِ خَيْرًا يَرَهُ * وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍِ شَرًّا يَرَهُ
“Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya pula).” (QS. Az-Zalzalah: 7-8)
Jangan-jangan Aku Cicak Itu…
Dan yang paling membuatku malu…
كَانَ يَنْفُخُ عَلَى إِبْرَاهِيم
“Sesungguhnya cicak meniup (membesarkan) api untuk membakar Ibrahim.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Cicak. Kecil, licik, tak punya tenaga, tapi meniupkan api. Menambah panas. Menambah murka.
Dan Rasulullah ﷺ sampai menyuruh kita membunuhnya — karena ia membantu pembakaran terhadap kekasih Allah.
Lalu aku bertanya dalam hati:
“Jangan-jangan… aku ini seperti cicak itu?”
Bukan dengan tiupan…
Tapi dengan diamku.
Dengan sindiranku.
Dengan repostanku yang memperkeruh.
Dengan candaku di atas penderitaan orang lain.
Dengan… cuekku.