Jakarta – PPSistem pangkat dan golongan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Indonesia dirancang berdasarkan prinsip kepastian, profesionalisme, dan transparansi. Penetapan pangkat dan golongan PNS didasarkan pada sejumlah faktor, termasuk lama waktu pengabdian, pendidikan, kinerja, dan prestasi. Berikut penjelasan lengkapnya:
Golongan I (Juru):
Golongan Ia: Juru Muda
Golongan Ib: Juru Muda Tingkat I
Golongan Ic: Juru
Golongan Id: Juru Tingkat I
Golongan II (Pengatur):
Golongan IIa: Pengatur Muda
Golongan IIb: Pengatur Muda Tingkat I
Golongan IIc: Pengatur
Golongan IId: Pengatur Tingkat I
Golongan III (Penata):
Golongan IIIa: Penata Muda
Golongan IIIb: Penata Muda Tingkat I
Golongan IIIc: Penata
Golongan IIId: Penata Tingkat I
Golongan IV (Pembina):
Golongan IVa: Pembina
Golongan IVb: Pembina Tingkat I
Golongan IVc: Pembina Muda
Golongan IVd: Pembina Madya
Golongan IVe: Pembina Utama
Selain itu, ada tiga jenis kenaikan pangkat untuk PNS:
1. Kenaikan Pangkat Reguler: Terjadi setiap minimal 4 tahun sekali atau setelah PNS dilantik pada posisi terakhir dalam rentang waktu 4 tahun. Ini berlaku bagi PNS yang tidak menduduki jabatan struktural atau fungsional dan tidak melebihi pangkat atasan langsungnya.
2. Kenaikan Pangkat Jabatan Struktural: Terjadi saat PNS menempati jabatan struktural pada unit dinas tertentu setelah memenuhi kriteria, seperti minimal satu tahun menjabat dalam pangkat dan satu tahun dalam jabatan. Penilaian prestasi dan SKP juga mempengaruhi.
3. Kenaikan Pangkat Jabatan Fungsional: Kenaikan jabatan diberikan kepada PNS yang memiliki tugas fungsional tertentu. PNS harus memenuhi persyaratan yang berlaku dan mendapatkan penilaian SKP yang baik selama 2 tahun terakhir.
Sistem ini mengatur tata cara kenaikan pangkat dan golongan PNS berdasarkan berbagai faktor, memberikan kerangka kerja yang jelas bagi administrasi kepegawaian di Indonesia.