Mulut dan Telunjuk Istri Pejabat Ujung Panah Korupsi

0
49

Namun bila melihat kenyataan pergaulan khususnya ibu-ibu para istri pejabat akan sangat tidak mengherankan, karena bila mereka kumpul-kumpul pembicaraan selalu didominasi cerita tentang; baju baru dengan desain terkenal, tas baru, sepatu baru, tentang perjalanan ke luar negeri. Tentu hal tersebut menghidupkan suasana “persahingan tampil cantik dan menarik” tentu alasan mulianya adalah untuk mendukung wibawa dan karir suami. Dampaknya adalah terbangun “nilai berbanga diri” dari para suami, tentunya suami akan sangat bergairah dalam mencari tambahan penghasilan “halal-haram” atau mensiasati akses dan kewenangan yang dimiliki, ya seperti kasus dana CSR BI dan OJK pada anggota DPR RI Komisi XI.

Sesungguhnya Para Suami yang kebetulan masih mendapatkan amanah jabatan bisa menutup pintu gerbang korupsi dengan maksimal, sebagaimana contoh dari Mr. Clean Mar’i Muhammad, mentri keuangan pada pemerintahan Orde Baru Presiden Suharto. Beliau menasehatkan kepada istrinya “hati-hati dengan telunjuk dan mulutmu”. Jika kunjungan ke daerah apalagi ke luar negeri jangan sekali-kali menunjuk dan mengatakan ini dan itu yang mengesankan menginginkan sesuatu yang ditunjuk dan dikatakan. Hal ini pernah terjadi pada kunjungan Pak Mar’i Muhammad bersama istrinya ke luar negeri, saat kunjungan ke pabrik istri Pak Mar’i menunjuk tas mungil “eh bagus ya, lucu nih tas”. Sesampainya di hotel tas mungil dan lucu tersebut sudah ada di hotel, dan tentu beliau kaget dan segera memanggil staf dari KBRI dan beliau mengatakan “Bu segera kembalikan tas ini”. Perintahnya. Staf tersebut menjawab “tidak mengapa Bu, ini dari kami”. “Tidak segera kembalikan, daripada saya yang dimarah Pak Mar’i”. Tegasnya.

Baca Juga  Antara Childfree, Fitrah dan Tuntunan Allah.

Manusia pada dasarnya Alloh ciptakan sifat cinta akan harta, cinta akan keindahan dan hal tersebut yang memungkinkan manusia menjadi produktif, inovatif dan selalu mengingkinkan hidup dengan kwalitas semakin baik. Namun Alloh juga mengingatkan agar sifat tersebut tidak diikuti oleh sifat kikir dan egois, Sebagaimana Alloh ingatkan dalam Alqur’an Surat (102) At-Takarsur. Ayat 1 sampai 8.