Ia menambahkan, setelah memperhatikan dinamika dan perkembangan situasi, serta mempertimbangkan dampak viralnya kegiatan tersebut, pihak pondok memutuskan untuk tidak melanjutkan kegiatan tersebut sebagai bagian dari ekstrakurikuler.
“Pihak pondok ingin mengklarifikasi bahwa itu hanya kegiatan eksibisi, yang dilakukan oleh lembaga profesional dari Surakarta, Jawa Tengah.”
Sebelumnya, Isgiyanto telah menyatakan bahwa ekstrakurikuler menembak merupakan inovasi yang bertujuan untuk mengembangkan konsentrasi para santriwati.