Komunikasi Asertif ala Nabi Muhammad SAW

0
57

“Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah kepada mereka (qaulan baligha) perkataan yang membekas pada jiwanya.”
(An Nisa: 63)

Qaulan Baligha maknanya adalah berbicara menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to the point), dan tidak berbelit-belit atau bertele-tele.

Saat kaum muslimin Mekkah hijrah ke Habasyah (615 M/ 7 tahun sebelum hijrah ke Madinah) dan kemudian Quraisy Mekah mengirimkan korp diplomatik, Amr bin Ash untuk meminta agar mereka dideportasi dari Habasyah. Kemudian tampillah Ja’far bin Abi Thalib kehadapan raja Najasi melakukan debat diplomatik dengan Amr bin Ash dengan kata kata yang jelas, tegas, tidak emosional dan tidak berbelit-belit sehingga efektif pada sasaran yang dituju. Sehingga akhirnya raja Najasi memahami maksud, tujuan dan alasan kaum muslimin hijrah ke Habasyah. Akhirnya kemampuan diplomasi Ja’far berhasil membungkam argumentasi Amr, sehingga raja Najasi akhirnya memberikan suaka kepada kaum muslimin di Habasyah.

Baca Juga  BEHUMA, CARA BERKEBUN ORANG LAMPUNG

Rasulullah Saw juga adalah debator dan negosiator ulung. Beliau banyak membungkam orang orang yang julid kepada Islam. Seperti para pemimpin kaum munafik dan Yahudi di Madinah. Juga dengan rombongan Nasrani dari Najran. Ini karena beliau memiliki kemampuan berbahasa yang baik dan efektif. Mampu membaca intelektual lawan bicara, memilih diksi yang tepat, memiliki empati dan emosi yang terkendali. Beliau juga memiliki wawasan yang luas, lugas dan berani. Sehingga pembawaannya tenang dan penuh senyum.

Oleh karena itu Rasulullah SAW. bersabda, “Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar akal (intelektualitas) mereka.”
(H.R. Muslim).

Seorang dai dan juga seorang pemimpin yang baik adalah yang mampu menjelaskan sesuatu yang rumit dengan bahasa yang sederhana dan mudah difahami oleh komunikannya. Bukan sebaliknya, membuat sesuatu yang mudah menjadi sulit biar dikira pintar.
Rasulullah Saw bersabda: