Selanjutnya, Bang Putra menjelaskan sedikitnya tiga keteladanan yang bisa diambil sebagai pelajaran dari Nabi Ibrahim AS dalam membentuk keluaga bahagia dan tangguh menjemput surga. Pertama, bahwa untuk menjadi keluarga yang bahagia sampai ke surga harus dipimpin dan dipandu oleh seorang suami yang sekaligus seorang ayah yang berakhlaqul karimah yang tidak otoriter, namun sebaliknya dilakukan secara demokratis. Dan terlaksananya komunikasi yang efektif antar anggota keluarga.
“Dan keketeladanan ini dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS dengan tetap meminta pendapat anaknya terkait perintah Alloh SWT untuk menyembelih putra tercintanya seorang buah hati yang didambakan dalam waktu yang cukup lama”, jelasnya.
Kedua, pola pengasuhan yang baik tertanam kuat di dalam diri Nabi Ismail AS. Saat Nabi Ismail AS mengetahui itu adalah perintah dari Alloh SWT, jawaban yang mengagumkan meluncur dari lisannya, “Insya Alloh engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar”.

“Pelajaran kedua, kisah keteladanan ini memberikan perenungan yang mendalam kepada kita bahwa kesabaran tidak bisa dilakukan secara instan namun dibutuhkan proses dan pelatihan, bersabar memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan, karena hadiahnya yang luar biasa yaitu surgaNya yang dijanjikan sebagaimana tersurat dalam QS Al Furqan ayat 75-76”, urai Bang Putra.