Sebagai sosok pemimpin wanita pertama Unila, alumnus teknik sipil Universite de Caen, Prancis, ini berkomitmen untuk memperbaiki citra Unila di 100 hari kerja pertama sekaligus membesarkan nama kampus di mata masyarakat.
“Yang pertama adalah bagaimana kita meningkatkan citra Unila dan membangun kepercayaan masyarakat bahwa Unila adalah yang terbaik,” ujarnya.
Selain mempertahankan posisi Unila di peringkat sembilan perguruan tinggi se-Indonesia, ia juga berkomitmen untuk memberikan perhatian terhadap perlindungan hak perempuan dan anak melalui pusat penelitian ibu dan anak, serta hadirnya satgas PPKS di Unila.
Wanita kelahiran Palembang, 10 Mei 1965 ini merupakan anak sulung dari enam bersaudara dari pasangan Razioen dan Dra Lensiyana.