Site icon Informasi Berita Rujukan Masyarakat Lampung

Satu Komandan dan Tiga Calon Perwira IDF Tewas Dibom Pejuang di Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Empat tentara IDF tewas dan tiga lainnya terluka dalam serangan bom pinggir jalan di Rafah Gaza selatan pada Kamis pagi. Kematian ini seiring dengan perlawanan pejuang Palestina menghadapi meningkatnya serangan Israel belakangan.

Keempat tentara yang terbunuh bertugas di Batalyon Dekel sekolah perwira Bahad 1. salah satunya, Omri Chai Ben Moshe yang berpangkat mayor adalah seorang komandan kompi. Sedangkan tiga tentara lainnya adalah taruna dan secara anumerta dipromosikan menjadi letnan.

Menurut penyelidikan awal IDF, insiden tersebut terjadi selama operasi di lingkungan Jenina Rafah sekitar pukul 09.30, ketika buldoser lapis baja D9 sedang membersihkan rute sementara dua Humvee melaju di belakangnya.

Salah satu Humvee kemudian bergerak ke pinggir jalan, dan terkena alat peledak. Ledakan tersebut menewaskan empat tentara dan melukai tiga lainnya, termasuk satu orang dalam kondisi serius dan dua orang dalam keadaan sedang.

Humvee IDF yang rusak akibat serangan bom pinggir jalan di Rafah Gaza selatan, 18 September 2025. – (media sosial)

Pihak militer masih menyelidiki jenis bahan peledak apa yang digunakan, cara pengaktifannya, dan kapan ditempatkan di sana. Gambar yang beredar di media sosial pada hari Kamis menunjukkan dampak dari serangan bom pinggir jalan yang mematikan dan IDF Humvee yang rusak berat.

Serangan ini terjadi meski IDF sebelumnya sesumbar dahwa Rafah sebagian besar telah “dibersihkan” dari pejuang Palestina. Sebelumnya pada hari Kamis, sebelum serangan itu, pasukan berbeda dari sekolah Bahad 1 terlibat tiga kali baku tembak dengan pejuang Palestina.

Empat korban yang diumumkan pada hari Kamis adalah korban jiwa Israel pertama di Gaza sejak empat tentara tewas 10 hari lalu dalam serangan Hamas di pinggiran Kota Gaza. Sejak itu, IDF melancarkan serangan darat besar-besaran di Kota Gaza pada awal minggu, melanjutkan rencana untuk menaklukkan kota di utara Jalur Gaza setelah persiapan selama berminggu-minggu.

Kematian mereka pada hari Kamis membuat jumlah korban Israel dalam serangan darat terhadap Hamas di Gaza dan dalam operasi militer di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza menjadi 469 orang. Jumlah tersebut termasuk dua petugas polisi dan tiga kontraktor sipil Kementerian Pertahanan. Patut dicatat bahwa IDF masih menyembunyikan jumlah sebenarnya tentara mereka yang tewas di Gaza.

Sebelumnya, diberitakan bahwa para pejuang Palestina mulai melakukan perlawanan terhadap serangan Israel di Jalur Gaza yang meningkat belakangan. Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas, mengumumkan bahwa para pejuangnya, bersama dengan Brigade Mujahidin, membombardir pertemuan pasukan pendudukan dengan sejumlah roket 107 mm di selatan Khan Yunis, di selatan Jalur Gaza.

Brigade Al-Quds juga mengatakan bahwa anggotanya menghancurkan kendaraan tentara Israel selama serangannya ke daerah Al-Maghraqah di Jalur Gaza tengah, dengan meledakkan bom barel yang memiliki daya ledak tinggi. Platform pemukim melaporkan bahwa helikopter penyelamat tentara Israel mendarat di Rumah Sakit Beilinson di dalam wilayah pendudukan.

Sementara itu, Channel 12 Israel mengutip sumber yang mengatakan bahwa militer Israel sedang mempersiapkan upaya kelompok perlawanan Palestina untuk menangkap tentara selama operasi militer di Kota Gaza. Sumber tersebut menambahkan bahwa lembaga tersebut baru-baru ini mendeteksi rencana untuk melakukan operasi yang menargetkan warga Israel di luar negeri.

Hal ini terjadi ketika Kepala Divisi Tenaga Kerja IDF, Dado Bar Kalifa mengungkapkan, tentara membutuhkan sekitar 12.000 tentara. Dia menambahkan, saat ditanyai di hadapan Komite Kontrol Negara Knesset, bahwa tentara telah menetapkan tujuan merekrut 4.800 pasukan cadangan dari komunitas Haredi.

Sebuah kendaraan lapis baja Israel bergerak di sepanjang perbatasan Israel-Gaza terlihat dari Israel selatan, Selasa, 16 September 2025. – ( AP Photo/Leo Correa)

Sejak Oktober 2023, Israel, dengan dukungan AS, telah melancarkan perang pemusnahan terhadap penduduk Jalur Gaza, termasuk pembunuhan, kelaparan, penghancuran, dan pengungsian paksa, mengabaikan seruan internasional untuk menghentikan perang dan perintah Mahkamah Internasional terkait hal ini.

Genosida tersebut menyebabkan sekitar 65.000 orang menjadi syuhada dan 165.000 orang terluka.   Menurut statistik terbaru Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, 428 warga Palestina, termasuk 146 anak-anak, meninggal akibat kelaparan.

Pasukan Israel telah melancarkan gelombang serangan baru di Kota Gaza, menargetkan warga Palestina di dekat dua rumah sakit pada Rabu malam. Salah satu serangan terjadi dekat Rumah Sakit al-Shifa, salah satu dari sedikit fasilitas medis yang masih berfungsi sebagian di wilayah utara. Di tempat lain di Kota Gaza, serangan Israel lainnya menewaskan sedikitnya empat orang di dekat Rumah Sakit al-Ahli.

Hamas mengatakan sedikitnya 15 orang syahid dalam serangan Israel terhadap warga sipil di dekat Rumah Sakit al-Shifa Kota Gaza, dalam pembantaian yang dikatakannya merupakan “kejahatan perang total”.

Dalam sebuah pernyataan di Telegram, Hamas mengatakan bahwa serangan itu terjadi “kurang dari 24 jam setelah dirilisnya laporan baru PBB yang mendokumentasikan tindakan kejahatan genosida terhadap rakyat kami yang dilakukan oleh pendudukan”. “Ini merupakan pesan terang-terangan yang menentang dan menghina komunitas internasional, dan sangat mengabaikan hukum dan konvensi internasional,” kata pernyataan itu.

Dikatakan bahwa mereka menyerukan komunitas internasional untuk “mengambil tindakan segera dan serius untuk menghentikan kejahatan keji ini, untuk menahan penjahat perang Netanyahu agar tidak melanjutkan agresi dan terorisme terhadap rakyat kami, dan untuk mengambil langkah-langkah hukum yang diperlukan untuk meminta pertanggungjawaban para pemimpin pendudukan”.

Exit mobile version