Malang – Para petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melakukan kunjungan silaturahmi yang bersejarah ke Pondok Pesantren Sabilur Rosyad, Malang, pada Jumat siang, tanggal 6 Oktober 2023. Kedatangan mereka bertujuan untuk bertukar pemikiran dan memperkuat komitmen kebangsaan, serta berdiskusi mengenai sikap wasathiyah (moderasi) yang menjadi landasan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Kegiatan silaturahmi ini dimeriahkan oleh kehadiran Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, Ketua Dewan Syariah Pusat PKS, KH Muslih Abdul Karim, Anggota DPR RI dari PKS, Amin Ak, Ketua DPW PKS Jawa Timur, Irwan Setiawan, dan beberapa pengurus PKS lainnya.
Dalam kesempatan ini, Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuqi Mustamar, memberikan hadiah berupa kitab yang berjudul “Al-Muqtathofat li Ahlil Bidayah” kepada para pengurus PKS. Kitab ini disusun sendiri oleh Kiai Marzuqi dan berisi tentang dalil-dalil akidah dan amaliah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), yang merupakan ajaran yang umumnya diamalkan oleh warga Nahdlatul Ulama (NU).
“Di pondok pesantren ini, kegiatan utama kami adalah ngaji kitab. Jadi, mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk mengaji kitab ini. Kita langsung baca bab akidah ahlus sunnah wal jamaah yang ada di halaman tiga puluh satu,” ujar Kiai Marzuqi, yang kemudian membacakan beberapa dalil tentang ziarah kubur, tawasul, tahlilan, selamatan, dan sebagainya.
Selain kegiatan ngaji, Kiai Marzuqi dan para petinggi PKS juga berdiskusi tentang upaya menguatkan komitmen kebangsaan dan sikap wasathiyah (moderasi) di kalangan masyarakat Indonesia. Kiai Marzuqi bahkan mempersilakan PKS untuk menyebarluaskan Kitab Al-Muqtathofat kepada para simpatisan agar bisa menjadi bagian penting dalam edukasi di internal PKS.
Kiai Marzuqi menekankan bahwa sejarah telah membuktikan bahwa perjuangan Nahdlatul Ulama selalu berada di tengah atau wasathiyah, sebagaimana perintah Allah dan teladan Rasulullah SAW. NU selalu mengajak seluruh elemen bangsa untuk memegang teguh komitmen keislaman dan komitmen kebangsaan secara seimbang.
NU, lanjut Kiai Marzuqi, selalu peduli dengan perkembangan agama. Organisasi ini memiliki puluhan ribu masjid, mushala, pondok pesantren, dan lembaga pendidikan hingga perguruan tinggi sebagai bentuk nyata dari komitmen keagamaan.
Tetapi NU juga memahami bahwa kedaulatan negara sangat penting, karena agama tidak bisa berkembang tanpa didukung oleh keamanan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Hari ini kami dari NU dan beliau-beliau dari PKS ini bertemu dalam rangka agar kita semua bisa terus berada di tengah, menjaga keseimbangan komitmen keislaman dan kebangsaan demi persatuan dan kejayaan NKRI,” tegasnya.
Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, merasa sangat bersyukur bisa berkunjung ke Pondok Pesantren Sabilur Rosyad dan berinteraksi dengan Kiai Marzuqi. Ia juga merasa terhormat karena diberikan kesempatan untuk ngaji kitab dan shalat Jumat berjamaah bersama Kiai Marzuqi dan para santri pondok pesantren.
“Alhamdulillah, beliau juga memperkenankan kitab yang tadi dipelajari untuk dicetak dan disebarluaskan oleh Partai Keadilan Sejahtera. InsyaaAllah, kita akan menyebarluaskan kitab ini untuk edukasi masyarakat, karena pentingnya wasathiyah,” ungkap Syaikhu.
Pada akhir pertemuan, Ahmad Syaikhu juga memberikan buah tangan kepada Ketua PWNU berupa buku berjudul “Riayah Indonesia,” yang membahas tentang perjuangan politik untuk menjaga Indonesia.