Keumala Hayati (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung)
Pengajian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pengajaran (agama Islam) untuk menanamkan norma agama melalui kaji dan dakwah. Pengajian adalah istilah yang sering diucapkan umat Islam yang menunjukkan suatu aktivitas mempelajari atau menelaah agama secara mendalam. Melihat kepada makna ini, maka pengajian merupakan kewajiban yang hendaknya dilakukan oleh semua umat beragama agar dapat lebih mendalami agamanya.
Beberapa waktu lalu, seorang tokoh di Indonesia memberikan pertanyaan yang cukup viral “kenapa ibu-ibu sekarang kok seneng banget ikut pengajian?”. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ibu-ibu yang sudah mengikuti pengajian pastinya mampu menjawab dengan lebih cerdas. Namun apakah pengajian tersebut hanya diikuti oleh para ibu-ibu semata, bagaimana dengan selain itu?
Kembali kepada makna pengajian yang telah dibahas diawal, pengajian berasal dari kata kaji atau belajar yaitu berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Terdapat berbagai aspek kepandaian atau kecerdasan manusia diantaranya kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual. Kecerdasan intelektual merupakan kemampuan kognitif yang dimiliki seseorang sebagai proses mental dasar dan pemikiran tingkat tinggi seperti penalaran, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Kecerdasan emosional mencakup kesadaran diri dan pengendalian diri, serta kemampuan untuk bergaul dengan baik dengan orang lain. Bergaul dengan orang lain menyiratkan kemampuan untuk mendengarkan, berkomunikasi, menerima umpan balik, dan berempati dengan sudut pandang yang berbeda. Kecerdasan spiritual berkaitan dengan kehidupan batin pikiran dan jiwa dan hubungannya dengan keberadaan di dunia, yang membantu menyembuhkan dan membangun diri manusia secara utuh.
Bagi seorang karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan atau institusi, tidak hanya dituntut cerdas dalam berpikir tetapi juga cerdas dalam mengelola emosinya. Berbagai hasil penelitian menunjukkan pentingnya kedua kecerdasan tersebut terhadap peningkatan kinerja. Cerdas secara intelektual dan emosional membantu karyawan menyelesaikan pekerjaan dengan baik, serta membantu karyawan berperilaku etis. Cerdas secara emosional membantu dalam menghadapi orang-orang diluar dirinya dengan baik termasuk pelanggan serta klien. Namun tidak hanya dua kecerdasan tersebut, hasil penelitian juga menemukan kecerdasan spiritual tidak kalah penting bagi karyawan. Kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap kinerja dan mendorong karyawan untuk lebih beretika. Kecerdasan spiritual justru menjadi landasan yang dapat menfungsikan kecerdasan intelektual dan emosional.
Jika kecerdasan spiritual demikian penting sama halnya dengan kecerdasan intelektual dan emosional bagi seorang karyawan, maka dibutuhkan upaya perusahaan/insitusi untuk memenuhi atau meningkatkan kecerdasan tersebut. Kecerdasan intelektual dan emosional biasanya dilatih melalui berbagai fasilitas pelatihan yang diselenggarakan perusahaan. Begitu pula seharusnya dengan kecerdasan spiritual, temuan penelitian menyarankan pentingnya pelatihan untuk meningkatkan kecerdasan spiritual bagi karyawan. Penyediaan spiritualitas di lingkungan kerja (workplace spirituality) ternyata dapat meningkatkan kinerja, perilaku positif serta kecerdasan emosional karyawan. Spiritualitas di lingkungan kerja adalah pengalaman yang dirasakan karyawan seperti rasa makna, tujuan, komunitas, dan transendensi (kesadaran ketuhanan) di tempat kerja.
Dengan demikian bukankah penting menghadirkan pengajian di lingkungan kerja? Pengajian di lingkungan kerja akan membentuk lingkungan kerja yang spiritual sehingga membangkitkan kecerdasan spiritual karyawan yang akan memfungsikan kecerdasan emosi dan intelektual karyawan, pada akhirnya akan meningkatkan kinerja serta perilaku etis karyawan.