Bandar Lampung – Kementerian Kebudayaan RI berkolaborasi dengan Anggota DPR RI Komisi 10 dan Forum Kerjasama Alumni Rohis (FKAR) Bandar Lampung menggelar Semarak Budaya 2025 dengan fokus pada Talkshow Nasyid bertema “Nasyid Vs Trend: Masihkah Nasyid dan Musik Religi Didengar Generasi Saat Ini?”. Acara yang digelar di Aula SMK Negeri 2 Bandar Lampung ini dihadiri ratusan peserta dari sekolah, komunitas seni, serta pemerhati budaya islami (23/11).
Kegiatan tersebut bertujuan menghidupkan kembali seni religi di kalangan generasi muda dan mengajak mereka memahami relevansi nasyid di tengah dominasi musik modern.
Ketua Umum FKAR Bandar Lampung, Badzlan Hasbi, membuka acara dengan menegaskan bahwa nasyid memiliki nilai moral, spiritual, dan edukatif yang penting untuk diwariskan kepada generasi penerus. Sambutan berikutnya disampaikan oleh Anggota DPR RI Komisi 10, Kurniasih Mufidayati, yang mengapresiasi program ini sebagai upaya menyatukan budaya, edukasi, dan kreativitas generasi muda. Ia menekankan bahwa seni religi dapat menjadi media pembentukan karakter yang kuat.
Acara kemudian dibuka secara resmi oleh Anggota DPR RI Dapil Lampung 1, Almuzammil Yusuf. Ia menyampaikan bahwa nasyid tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga memperkaya budaya dan memperkuat nilai spiritual masyarakat. Ia mendorong agar seni religi terus mendapat ruang apresiasi di tengah pesatnya perkembangan musik digital.
Talkshow makin meriah dengan kehadiran grup nasyid Way Syamsa, yang dikenal atas karya islami kreatif dan modern. Grup nasyid dari SMA IT Permata Bunda turut tampil dengan penampilan penuh semangat dan pesan moral, menunjukkan bahwa generasi muda tetap memiliki ruang besar dalam melestarikan musik religi.
Para narasumber membahas beberapa isu seperti perbedaan nasyid dengan musik islami lainnya, relevansinya bagi pendengar muda, pentingnya generasi Z mengenal seni religi, serta harapan agar nasyid di Lampung kembali bangkit.
Salah satu peserta, Arinda Abelina, memberikan tanggapan langsung usai acara. “Masya Allah, talkshow nasyid dan musik religi ini menghadirkan insight baru, ketenangan, dan semangat untuk terus mengasah bakat di dunia nasyid. Lantunan yang asik, lirik penuh zikir, dan nasihat para pemateri benar-benar menghidupkan hati. Nasyid bukan sekadar lagu, tapi pengingat bahwa hati butuh sentuhan iman dan suara yang menuntunnya kembali pada Rabb-nya. Semoga setiap lantunan hari ini menguatkan hijrah kita, menenangkan hati, dan membangkitkan semangat menjadi hamba yang lebih baik”, ujarnya.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab serta penampilan dari Way Syamsa yang semakin menegaskan bahwa nasyid tetap menjadi bagian penting dari budaya dan identitas generasi masa kini.
Harapannya, Semarak Budaya 2025 dapat menjadi momentum kebangkitan seni religi di Lampung, melahirkan generasi muda yang kreatif, berkarakter, dan mencintai karya-karya bernilai spiritual.
