Bagaimana kronologi pertolongan versi PBSI?
Dalam konferensi pers pada Senin (01/07) lalu, Broto Happy selaku jubir PBSI menjelaskan, tim medis masuk ke lapangan untuk melakukan pertolongan pertama ke Zhang usai mendapatkan izin dari wasit – merujuk pada aturan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
Juru bicara PBSI, Broto Happy, menjelaskan hal itu terjadi karena tim medis harus mengikuti aturan di mana mereka memerlukan izin wasit sebelum memasuki lapangan.
“Itu sesuai dengan peraturan dan standar prosedur yang berlaku pada setiap turnamen bulu tangkis internasional,” ujar Broto.
Selain bulu tangkis, badan olahraga profesional lainnya, seperti Asosiasi Sepak Bola Inggris, memiliki aturan serupa.
Menurut Broto, tim medis menyatakan Zhang mengalami penurunan kesadaran dengan pernapasan tidak memadai sehingga dia harus dilarikan ke rumah sakit.
“Kemudian, hanya memerlukan waktu satu menit 20 detik pada saat dokter pertama kali masuk lapangan, sehingga memutuskan untuk segera dibawa pakai ambulans ke rumah sakit,” kata Broto.
Zhang dilarikan ke rumah sakit rujukan RSPAU Dr. S. Hardjolukito berjarak 4,7km. Perjalanan memerlukan waktu 10 menit.
Sesampainya di RS, Broto mengatakan, Zhang menjalani assessment.
Hasilnya tidak ditemukan denyut nadi dan napas spontan, sehingga dilakukan prosedur pertolongan medis berupa pijat jantung luar.
“Prosedur pijat jantung luar disertai alat bantu napas selama tiga jam, korban tidak menunjukkan respon sirkulasi spontan dan mulai timbul tanda kematian sekunder. Tim medis telah menyatakan korban meninggal dunia pada pukul 20.50 WIB kepada pihak official team China,” papar Broto.
Atas kejadian ini, PBSI akan menyurati BWF terkait prosedur standar operasi (SOP) pertolongan bagi atlet saat kondisi darurat menyusul meninggalnya Zhang.