Di zaman ini, di mana informasi berlari lebih cepat daripada akal, dan potongan video bisa membentuk persepsi dalam hitungan detik—Allah mengingatkan kita dengan firman-Nya yang penuh kehati-hatian:
{وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ}
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai ilmu tentangnya…”
[Al-Isra’: 36]
Berapa banyak prasangka lahir hanya dari sepotong video?
Berapa banyak kebencian tertanam karena satu kalimat yang dicabut dari konteks?
Berapa banyak kehormatan manusia dihancurkan hanya karena kita terburu-buru menelan berita yang belum tentu benar?
Padahal Allah mengingatkan:
{إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَـٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًا}
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati—semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban.”
Telingamu—kan ditanya: apa yang kau dengar? Dari siapa? Dan untuk apa?
Matamu—akan ditanya: apa yang kau lihat? Apakah kau selidiki?
Hatimu—akan ditanya: kenapa begitu mudah berburuk sangka, padahal kau belum tahu kebenarannya?
Hari ini, satu potong ceramah bisa dipelintir menjadi hujatan.
Satu menit rekaman bisa menghancurkan kepercayaan.
Lalu kita ikut-ikutan menyebarkannya, menambahi komentar, menghakimi seolah kita tahu seluruh isi hatinya.
Padahal agama ini adalah agama tabayyun, agama kehati-hatian.
Kita diajarkan:
“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti…”
(QS. Al-Hujurat: 6)
Bukan agama yang menelan informasi mentah-mentah.
Bukan agama yang melahirkan fitnah dari potongan.
Maka berhentilah sejenak sebelum menilai.
Tahanlah lisan sebelum menyebar.
Periksa sumbernya, pahami konteksnya, dan jangan kau biarkan prasangka memimpin langkahmu.
Sebab kelak, di hadapan Allah, bukan hanya perbuatanmu yang diadili—tetapi juga apa yang kau dengar, apa yang kau lihat, dan apa yang kau yakini dalam hati.
Bersihkan hatimu dari prasangka.
Jagalah telingamu dari kabar burung.
Tundukkan matamu dari pandangan yang merusak.
Karena semuanya akan bersaksi…
dan semuanya akan dimintai pertanggungjawaban.
Natar, 26/7/2025
Penulis
K.H. Qomiruddin Imron, Lc.
Anggota Dewan Syuro Dewan Dakwah Lampung.