Sebagai perbandingan, Fikri mencontohkan pendekatan di negara lain, seperti negara-negara Skandinavia yang melarang penggunaan gawai di sekolah, serta Australia yang membatasi akses media sosial bagi anak di bawah 14 tahun.
Sementara di Indonesia, menurut Fikri, pendekatan yang diambil adalah memberikan arahan dan pelatihan melalui workshop seperti yang dilaksanakan.
“Dengan workshop ini, kita berharap dapat menemukan langkah-langkah yang paling efektif untuk menjawab tekanan kuat dari digitalisasi,”tutup politisi dari daerah pemilihan (dapil) IX Jawa Tengah ini.