GAZA – Sebanyak 549 warga Palestina tewas saat mencoba mengakses bantuan sejak Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung Amerika Serikat (AS) dan Israel mulai beroperasi empat pekan lalu. Data itu diungkap Kantor Media Pemerintah Gaza.
“Serangan di perangkap kematian, juga telah menyebabkan 4.066 orang cedera, dan menyebabkan 39 orang hilang di antara warga sipil Palestina yang kelaparan,” papar otoritas Gaza.
“Apa yang terjadi di apa yang disebut ‘pusat’ ini merupakan kejahatan perang penuh yang menjadi tanggung jawab utama dan langsung pendudukan Israel. Kami mengutuk keras kejahatan yang sedang berlangsung ini, di mana warga sipil yang kelaparan dipancing dan kemudian secara sistematis dan sengaja ditembak mati setiap hari sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan,” papar otoritas Gaza.
“Pendudukan menggunakan makanan sebagai senjata pembunuhan massal, mengubah apa yang diklaimnya sebagai ‘bantuan’ menjadi alat pemusnahan dan dominasi,” ungkap Kantor Media Pemerintah Gaza.
Pembunuhan lebih dari 500 warga Palestina di dekat pusat bantuan di Gaza selama bulan lalu adalah “parodi” dan “skandal” global, menurut akademisi Sami Al-Arian
Berbicara kepada Al Jazeera dari Istanbul, Al-Arian, direktur Pusat Islam dan Urusan Global di Universitas Zaim Istanbul, mengatakan, “Tidak dapat dipercaya untuk menganggap ini sebagai hal yang rutin.” “Setiap hari orang-orang pergi ke sana dengan harapan bahwa mereka bisa mendapatkan makanan sehingga mereka dapat memberi makan anak-anak mereka yang kelaparan dan mereka akhirnya meninggal, mereka berakhir dengan luka-luka, di tempat yang tidak memiliki fasilitas medis di mana mereka bahkan dapat mengobati luka-luka mereka,” ujar dia. Al-Arian mengatakan bahwa, “Situasi itu tidak lebih dari skandal bagi seluruh dunia.” “Tidak seorang pun dapat dengan serius membantah ini adalah pusat distribusi makanan ketika hari demi hari kita melihat orang-orang Palestina tidak hanya terluka, terbunuh,” pungkasnya.