Site icon Informasi Berita Rujukan Masyarakat Lampung

Tak Mau Tatap Cermin Karena Terlihat Lemah, Prabowo Gunakan AI “Gemoy”

Karakter AI "Gemoy" Prabowo dan Gibran

Wawaimedia – Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto kembali menjadi pusat perhatian. Kali ini bukan karena pidato atau tindakan politiknya, melainkan karena sikapnya di acara “3 Bacapres Bicara Gagasan” tak mau tatap Cermin hanya memberikan gestur hormat tanpa berkomentar.

Sebagai bacapres terakhir yang menyampaikan gagasannya setelah Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, Prabowo ditantang untuk melakukan refleksi diri di depan cermin. Namun, reaksi Prabowo justru berbeda dari dua bacapres sebelumnya.

Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dengan lugas menceritakan pesan yang mereka terima dari refleksi diri di cermin. Anies berbagi pesan yang senada dengan ibunya, sementara Ganjar mengingatkan dirinya untuk melaksanakan amanat dengan baik dan menjauhi korupsi. Namun, Prabowo memilih untuk hanya memberikan gestur hormat tanpa berkomentar.

Reaksi Prabowo di dunia maya menuai kontroversi. Banyak warganet berspekulasi mengenai alasan di balik penolakannya untuk berbicara di depan cermin. Psikolog Hanna Rahmi memberikan pandangan yang menarik terkait sikap Prabowo. Menurut Hanna Rahmi, sikap Prabowo mencerminkan kecenderungan penyangkalan atau denial. Ada ketakutan dalam dirinya terkait kegagalan di masa lalu. Psikolog ini menjelaskan bahwa Prabowo mungkin enggan melihat faktor-faktor kegagalannya.

Hanna Rahmi lebih lanjut menjelaskan bahwa Prabowo juga menunjukkan sikap blocking dan boundaries. Penolakan untuk berbicara di depan cermin dapat diartikan sebagai usaha Prabowo untuk menutupi kelemahan dan kekurangannya. Ia ingin menjaga citra diri yang kuat dan tanpa cela.

Pengaruh usia dan perbandingan dengan dua bacapres lainnya juga mempengaruhi sikap Prabowo. Berada di tengah Anies dan Ganjar yang jauh lebih muda, Prabowo mungkin merasa perlu untuk mempertahankan kesan kuat dan tanpa cela.

Hanna Rahmi menyimpulkan bahwa Prabowo ingin menutupi kelemahan dirinya. Dia mungkin berpikir bahwa orang lain tidak perlu tahu, dan dia tetap ingin membantu meskipun tanpa membuka diri terlalu banyak.

Sikap Prabowo mengirimkan pesan yang menarik. Apakah itu diartikan sebagai kelemahan yang perlu diakui atau sebagai bentuk kewaspadaan dan perlindungan diri.

 

Exit mobile version