Sekolah di Gaza, Palestina, menjadi sasaran serangan udara Israel yang tak terarah, mengakibatkan enam staf badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) tewas. Serangan tersebut terjadi pada hari Rabu (11/9) waktu setempat, dan UNRWA menyebut insiden ini sebagai yang paling mematikan bagi stafnya dalam satu kejadian.
UNRWA mengungkapkan bahwa di antara korban tewas terdapat manajer tempat penampungan dan anggota tim lainnya yang membantu orang-orang yang terlantar. Sekolah yang diserang tersebut telah mengalami lima kali serangan sejak perang dimulai, dan saat ini menampung sekitar 12.000 pengungsi, mayoritasnya adalah wanita dan anak-anak.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengkritik keras kurangnya akuntabilitas terkait kematian staf PBB dan pekerja bantuan kemanusiaan di Gaza, menyebut situasi ini sebagai “tidak dapat diterima.”
Sementara itu, militer Israel mengklaim telah melakukan langkah-langkah untuk mengurangi risiko terhadap warga sipil dan menyatakan bahwa sepertiga dari korban Palestina di Gaza adalah militan. Mereka menuduh Hamas menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia, yang dibantah oleh Hamas.
Dimulai sejak 7 Oktober ketika Hamas menyerang Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang menurut laporan Israel. Sejak itu, serangan Israel ke Gaza telah menyebabkan lebih dari 41.000 warga Palestina tewas, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas.