Site icon Informasi Berita Rujukan Masyarakat Lampung

Nostalgia film ‘Noktah Merah Perkawinan’: Sinetron Jadul yang Sukses Memukau!

Film adaptasi sinetron lawas Noktah Merah Perkawinan akhirnya rilis di bioskop pada Kamis (15/9).

Film ini masih menampilkan tiga karakter utama yang sama dengan sinetronya, Ambar, Gilang, dan Yuli.

Berkisah tentang Ambar (Marsha Timothy) dan Gilang (Oka Antara) yang telah 10 tahun membina rumah tangga dan dikaruniai dua anak, Bagas (Jaden Ocean) dan Ayu (Alleyra Fakhira).

Gilang merupakan seorang desainer yang biasa menghias pekarangan atau perkebunan rumah. Sedangkan Ambar bekerja sebagai pengajar keramik sembari mengurus anak-anaknya.

Meski 10 tahun bersama, Ambar dan Gilang ternyata tak lagi harmonis karena berbagai masalah yang muncul, termasuk intervensi keluarga mereka.

Keduanya lalu mendatangi penasihat pernikahan untuk menemukan jalan kebahagiaan, tetap bersama atau bercerai.

Di tengah hubungan Ambar dan Gilang yang sedang hambar, seorang wanita bernama Yuli (Sheila Dara) hadir di antara mereka.

Naskah Brilian dengan Dialog Emosional

Sebagai sebuah film drama, Noktah Merah Perkawinan langsung membuka cerita mereka dengan konflik Ambar dan Gilang yang berada di ujung jurang perpisahan.

Pasangan ini dikisahkan tengah saling diam setelah bertengkar hebat karena sebuah permasalahan.

Meski langsung ke inti cerita, film ini tetap memberi ruang penonton untuk mengenal dua karakter utamanya berserta apa yang terjadi pada mereka.

Perlahan tapi pasti, Noktah Merah Perkawinan membuka lapis demi lapis kisruh rumah tangga Ambar dan Gilang hingga kehadiran Yuli yang membuat semuanya tambah runyam.

Tidak hanya jalan cerita yang berjalan mulus, dialog semua pemain dalam film ini juga patut diacungi jempol.

Pesan yang ingin disampaikan hingga kegelisahan para karakternya tersampaikan baik lewat dialog penuh emosional. Tak hanya dialog para pemain utama, karakter pendukung pun diberi dialog yang yang tak sia-sia dan terasa begitu realistis.

Semua hal baik ini tentu tak lepas dari naskah brilian yang ditulis sang sutradara, Sabrina Rochelle Kalangie, berduet dengan Titien Wattimena.

Tempo Lambat dengan Intensitas Memikat dan Visual Cantik

Noktah Merah Perkawinan memiliki durasi hampir dua jam. Dengan durasi yang cukup panjang tersebut, film ini tak lantas berleha-leha dan membuat penonton bosan.

Selama pertunjukan, film ini menjejalkan cerita yang padat dan berisi. Cerita padat tersebut melebur dengan laju alur lambat, tetapi tetap memikat.

Selain itu, film ini juga tampil degan visual yang cantik. Warna teduh baik dari tone film, setting tempat, atau kostum para pemainnya membuat film ini sangat memanjakan mata.

Tidak ketinggalan perpindahan scene yang juga mulus membuat emosi film ini terjaga dari awal hingga akhir.

Jajaran Pemain dengan Akting Ciamik

Untuk jajaran pemain, Noktah Merah Perkawinan tak perlu diragukan lagi.

Marsha Timothy memberikan penampilan terbaiknya sebagai seorang wanita yang dihinggapi kegamangan. Raut wajahnya yang banyak disorot dalam film ini pun berhasil memvisualisasikan emosi hingga sampai ke bangku penonton.

Oka Antara sang aktor utama juga tak kalah memukau. Sebagai Gilang yang lebih banyak diam dibandingkan Ambar, Oka berhasil menghantarkan emosi dengan cara berbeda.

Sheila Dara pun berhasil memerankan Yuli dengan baik. Tanpa perlu gestur bombastis, Sheila mampu menampilkan kegelisahan Yuli yang jatuh cinta pada suami orang.

Tidak ketinggalan, jajaran pemain pendukung seperti Ayu Azhari, Nazyra C Noer, Jaden Ocean, dan Alleyra Fakhira juga menampilkan akting yang ciamik.

Hadirkan Berbagai Sudut Pandang Tentang Masalah Pernikahan

Satu lagi yang menjadi kelebihan Noktah Merah Perkawinan adalah menghadirkan berbagai sudut pandang dalam melihat sebuah permasalahan dalam pernikahan.

Film ini membawa penonton mengerti posisi Ambar, ikut merasakan sulitnya menjadi Gilang, atau tahu bagaimana perasan anak-anak korban konflik orang tua dari Bagas dan Ayu.

Sudut pandang beragam tersebut hadir tanpa berusaha menghakimi salah satu pihak. Justru, hal itu membuat penonton lebih paham bahwa dalam kehidupan, khususnya rumah tangga, kita harus melihat segala permasalahan dengan mata yang lebih luas.

Bahkan untuk urusan orang ketiga, film ini memilih memanusiakan Yuli yang kehadirannya kerap disebut sebagai perebut. Penonton dibuat mengerti bagaimana sebuah cinta juga bisa tumbuh di waktu dan orang yang tak tepat sekalipun.

Akhir kata, Noktah Merah Perkawinan layak menjadi salah satu film Indonesia terbaik tahun ini.

Film ini tidak hanya jadi bahan refleksi untuk mereka yang sudah menikah, tetapi juga bisa menjadi wejangan yang baik bagi yang belum memiliki niat menikah sekalipun.

Exit mobile version