Site icon Informasi Berita Rujukan Masyarakat Lampung

Meski CKG Hari Pertama Berjalan Lancar, Komisi IX Ingatkan Kemenkes Pikirkan Keluarga Siswa yang tak Punya BPJS

Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai NasDem Irma Suryani Chaniago menyebut, pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di hari pertama sudah berjalan lancar. Meskipun masih banyak puskesmas yang alat-alatnya masih belum optimal.

By the way, secara keseluruhan (CKG) yang di sekolahan berjalan lumayan baik. Tinggal nanti bagaimana tindak lanjut ketika dapat temuan? Itu yang juga penting dipikirkan, apalagi bagi keluarga yang tidak memiliki kartu PBI atau yang tidak menjadi peserta BPJS mandiri,” ujarnya, Selasa (05/08/2025).

Saat ditanya lebih lanjut, apakah komisinya sudah mendapat penjelasan mengenai rujukan ke puskesmas atau rumah sakit, yang memerlukan BPJS sebagai syaratnya, dia hanya menyatakan tentu hal seperti perlu dipikirkan kembali.

“Ini juga yang harus dipikirkan oleh kementerian kesehatan, karena preventif ini juga menimbulkan dampak kuratif,” paparnya.

CKG Jangan Sekadar Seremoni, Jadikan Evaluasi Sarana dan Prasarana Kesehatan Nasional

Sebelumnya, Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai NasDem Nurhadi menyambut baik terlaksananya program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di sekolah. Ia menyebut program ini patut diapresiasi, karena menyentuh langsung masa depan bangsa yakni anak-anak.

“Namun, sebagai wakil rakyat yang diberi amanah untuk mengawasi sektor kesehatan dan perlindungan sosial, saya menegaskan kita tidak boleh hanya puas pada seremoni semata,” ujar Nurhadi kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Akan tetapi dia mengingatkan, program CKG jangan sampai hanya dijadikan ajang pencitraan sebatas seremoni.

“Dan negara melalui seluruh perangkatnya harus hadir secara utuh, tidak parsial dan tidak sporadis,” sambungnya.

Nurhadi menilai pelaksanaan CKG di hari pertama mesti dievaluasi, mulai dari apakah alat-alat medis yang digunakan layak dan memadai? Apakah tenaga kesehatan yang diturunkan terlatih dan jumlahnya cukup? Bagaimana sistem pelaporan hasilnya, apakah langsung terintegrasi dengan sistem informasi kesehatan nasional atau tidak.

“Jangan sampai program ini hanya menjadi kegiatan tempelan, tanpa tindak lanjut medis yang konkret. Saya juga menyoroti aspek keberlanjutan. Setelah dicek, lalu apa? Apakah anak-anak yang ditemukan memiliki masalah kesehatan akan dirujuk dan difasilitasi untuk mendapatkan perawatan?,” tuturnya.

“Atau malah akan berhenti di angka-angka laporan semata? Ini yang harus dijawab secara serius oleh penyelenggara, baik pemerintah pusat maupun daerah,” tandasnya

Sebelumnya, Kantor Staf Presiden (KSP) RI menargetkan 58,2 juta warga mengikuti program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang menjadi program Presiden Prabowo Subianto untuk menjaga kesehatan masyarakat Indonesia hingga Agustus 2025 ini.

“Per 4 Agustus 2025 ini CKG menyasar di 282.317 sekolah atau institusi pendidikan yang ada di Indonesia,” ujar Kepala Kantor Staf Presiden (KS) Letnan Jenderal TNI (Purn) AM Putranto saat meninjau CKG di MIN 8 Jakarta, Jakarta Selatan, Senin (4/8/2025).

Dia menyebutkan tercatat hingga 10 Februari 2025 baru 16 juta orang yang mengikuti program Cek Kesehatan Gratis ini dan target hingga Agustus ini bisa 58,2 juta orang yang mengikuti pemeriksaan.

Menurutnya, program CKG yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto ini sangat baik. Dulu penanganan kesehatan ini sifatnya kuratif, sakit dulu baru diobati dan ini menimbulkan biaya yang besar.

Sumber : www.inilah.com

Exit mobile version