Pesawaran, – Politeknik Negeri Lampung (Polinela) dan Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) sepakat untuk mendampingi Desa Sungai Langka dan Wiyono dalam upaya mewujudkan Desa Wisata berbasis Pertanian .
Desa Wisata, sebagai konsep pengembangan potensi desa, telah mulai banyak dikembangkan sejak awal tahun 2000-an. Didukung oleh sumber daya alam yang melimpah dan SDM yang berkualitas, desa wisata diharapkan mampu menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat berbasis desa. Inisiatif ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menciptakan desa yang mandiri.
Melalui Program Studi Perjalanan Wisata, Polinela telah menyelenggarakan program pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Desa Wisata Sungai Langka dan Wiyono” pada hari Senin (13/09). Acara ini dihadiri oleh 25 pegiat desa wisata dari Desa Sungai Langka dan Desa Wiyono, yang bertempat di salah satu destinasi wisata di Desa Wiyono.
Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pembekalan, meningkatkan pengetahuan, dan menginspirasi inovasi terkait pembentukan dan pengelolaan Desa Wisata. Beberapa materi yang disampaikan meliputi Teknik Menyusun Paket Wisata, Storynomic Tourism, dan Digital Marketing, yang dipimpin oleh dosen pengajar Perjalanan Wisata Polinela.
Dalam diskusi dan simulasi, muncul beragam potensi desa yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik bagi wisatawan, termasuk wisata pendakian, kerajinan lokal, air terjun, dan potensi pertanian seperti perkebunan kakao, peternakan kambing perah, serta produksi susu dan olahan lainnya.
Muhamad Soleh, Perwakilan dari Perhiptani Pesawaran, menekankan pentingnya langkah teknis selanjutnya agar Desa Wisata Sungai Langka dan Wiyono tidak hanya tinggal sebagai mimpi. Dukungan dari Polinela dan Perhiptani akan terus diberikan, namun partisipasi aktif dari masyarakat, terutama pegiat wisata, dan Pemerintah Desa juga menjadi kunci keberhasilan proyek ini.
Diharapkan, Desa Wisata akan memberikan dampak positif berupa peningkatan pendapatan dan kesejahteraan bagi masyarakat, terutama bagi para petani dan pelaku usaha pertanian di kedua desa tersebut. Langkah ini merupakan tonggak penting menuju desa yang berdaya dan berkelanjutan.