Wawaimedia – Menteri Komunikasi Israel, Shlomo Karhi, mengumumkan bahwa Israel telah menyiapkan prosedur yang diperlukan untuk menutup televisi Al Jazeera, yang didanai oleh Qatar, pada Rabu (21/2) malam.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam sesi Komite Keamanan Nasional di Knesset (parlemen Israel), yang membahas rancangan undang-undang (RUU) yang memberikan wewenang kepada Karhi untuk memerintahkan penutupan media jika dianggap merugikan keamanan nasional.
“Kami menyiapkan prosedur yang diperlukan untuk penutupan Al Jazeera. Ada masalah lain yang mungkin perlu kita selesaikan,” kata Karhi.
RUU tersebut, yang disetujui oleh pemerintah Israel pada 12 Februari dan lolos pembahasan pertama di Knesset, memberikan kewenangan kepada menteri komunikasi untuk menutup jaringan asing yang beroperasi di Israel dan menyita peralatan mereka jika dianggap menimbulkan bahaya nyata bagi keamanan negara oleh menteri pertahanan.
Karhi sebelumnya menuduh Al Jazeera, saluran berita asal Qatar, bekerja melawan kepentingan pertahanan Israel dan memicu sentimen anti-Israel.
“Kami berhasil mengubah peraturan darurat dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan kami menerapkannya – kami menutup [saluran Lebanon] Al Mayadeen,” ujar Karhi.
Dia menambahkan bahwa media tersebut “menghasut untuk melawan Israel” dan “mencekoki” warga Arab Israel serta orang-orang yang berada di Otoritas Palestina.
Al Jazeera, yang memiliki kantor dan tim koresponden di Israel, termasuk dalam liputannya mengenai Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 29.000 orang sejak 7 Oktober.