Wawai Media_Proses penentuan calon Wakil Presiden (Cawapres) yang akan mendampingi Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 telah mencapai tahap akhir. Tim 8 yang bertugas dalam penjaringan calon telah menyepakati satu nama, namun identitasnya masih dirahasiakan.
Sugeng Suparwoto, Anggota Tim 8 dari Partai Nasdem, menjelaskan bahwa nama tersebut dipilih setelah melalui kajian yang mendalam. Tim tersebut melakukan penjaringan berdasarkan usulan dari masing-masing partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan.
“Nama-nama yang diusulkan oleh Partai Koalisi dan masukan masyarakat telah selesai kami kaji secara mendalam,” ungkap Sugeng Suparwoto di Sekretariat Bersama Koalisi Perubahan, Senayan, Jakarta, pada Rabu (21/6/2023).
Juru bicara Anies Baswedan, Sudirman Said, juga mengonfirmasi bahwa satu nama calon pendamping Anies telah diterima oleh partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan, yaitu Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS. Sudirman percaya bahwa calon tersebut akan mengundang pro dan kontra.
“Saya tidak bisa mengungkapkan nama tersebut dan kita harus menjaga keseimbangan semuanya. Karena setiap keputusan pasti ada pro dan kontra,” ujar Sudirman.
Sudirman menambahkan bahwa Anies Baswedan akan memberikan alasan mengapa ia memilih sosok tersebut sebagai calon Wakil Presiden. Selama ini, Anies telah diberikan kepercayaan untuk memilih pendampingnya dalam Pilpres 2024.
Meskipun satu nama calon pendamping telah disepakati, hasil survei Litbang Kompas periode Mei 2023 menunjukkan adanya preferensi yang beragam dari masyarakat terhadap calon yang paling cocok mendampingi Anies Baswedan. Beberapa nama yang muncul dalam survei tersebut antara lain AHY, Erick Thohir, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, dan lainnya.
Pengamat politik menyoroti saling kritik yang terjadi antara partai politik pendukung Anies Baswedan dalam Pilpres 2024. Pengamat tersebut menekankan perlunya evaluasi internal antarpartai untuk memahami alasan turunnya elektabilitas Anies dan menghindari pertikaian yang berdampak negatif terhadap citra koalisi.
“Pendukung Anies ini seharusnya solid sebagai penantang di 2024. Saling serang dan saling kritik seperti ini tidak baik jika ditonjolkan kepada publik,” kata pengamat tersebut.
Pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali, yang mengaitkan turunnya elektabilitas Anies dengan kurangnya optimalisasi caleg partai dalam mensosialisasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden, juga menjadi perhatian. Ali menyarankan partai-partai pendukung Anies untuk melakukan penetrasi di ruang publik dan mengadakan acara bersama dengan caleg dari Demokrat dan PKS untuk memperkuat citra koalisi.
Proses penentuan Cawapres dan dinamika antarpartai dalam Koalisi Perubahan ini masih menjadi sorotan menjelang Pilpres 2024. Nama calon pendamping Anies Baswedan diharapkan segera diumumkan oleh Anies sendiri dalam waktu dekat.