Site icon Informasi Berita Rujukan Masyarakat Lampung

Anggota MPR RI Tekankan 4 Pilar Kebangsaan, Dosen Pertanyakan Kesejahteraan dan Masa Depan Indonesia Emas

Pesawaran – Sosialisasi Memperkokoh 4 Pilar MPR RI yang digelar di GSG Amal Barokah, Pesawaran, Minggu (7/9), menghadirkan ratusan dosen dan tenaga pendidik dari berbagai perguruan tinggi di Lampung. Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari MPR RI, Dr. H. Almuzzammil Yusuf, M.Si, yang menegaskan pentingnya penguatan nilai kebangsaan melalui Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Dalam paparannya, Almuzzammil Yusuf menekankan bahwa 4 Pilar merupakan fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara. “Pancasila adalah dasar dan ideologi negara, UUD 1945 konstitusi negara, NKRI bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika perekat persatuan. Keempatnya harus terus ditanamkan, terutama di kalangan akademisi dan generasi muda,” ujarnya.

Meski demikian, sejumlah pertanyaan kritis muncul dari kalangan peserta. Pertama, terkait perubahan istilah sosialisasi 4 Pilar. Mereka mempertanyakan apakah perubahan istilah tersebut hanya sebatas kosmetik atau benar-benar menyentuh substansi penguatan nilai kebangsaan yang sebelumnya bernama sosialisasi 4 pilar kebangsaan dan kini berubah kembali.

Kedua, peserta menyinggung tentang visi Indonesia Emas 2045. Mereka menanyakan apakah visi tersebut realistis diwujudkan, atau justru akan berubah menjadi “Indonesia Cemas” jika persoalan ekonomi, politik, dan sosial tidak ditangani serius. “Apakah generasi muda siap menyongsong Indonesia Emas, atau kita masih berkutat dengan masalah dasar kesejahteraan rakyat?” salah satu pertanyaan yang mengemuka.

Ketiga, isu kesejahteraan dosen dan tenaga pendidik juga menjadi sorotan. Peserta menilai bahwa peningkatan kualitas pendidikan sulit tercapai jika kesejahteraan pengajar masih rendah dan terbebani persoalan administrasi. Mereka berharap MPR RI turut mendorong pemerintah memberi perhatian khusus terhadap dosen dan tenaga pendidik sebagai garda depan dalam membangun peradaban bangsa.

 

Menanggapi hal tersebut, Almuzzammil Yusuf menegaskan bahwa kritik dan pertanyaan dari para dosen merupakan cerminan kesadaran kritis yang perlu diapresiasi. “Sosialisasi 4 Pilar ini tidak boleh berhenti di level seremonial. Justru melalui forum seperti ini, kita bisa menyerap aspirasi, kritik, sekaligus mencari solusi bersama untuk Indonesia yang lebih baik,” katanya.

Kegiatan ditutup dengan diskusi interaktif, pembagian transport peserta, dan ramah tamah. Para dosen berharap agar kegiatan ini tidak hanya memperkuat wawasan kebangsaan, tetapi juga menjadi pintu masuk bagi kebijakan nyata yang menyentuh dunia pendidikan dan kesejahteraan pendidik.

Exit mobile version