Jakarta – Sikap Menteri Pertahanan Prabowo Subiyanto yang menyatakan kesiapan TNI untuk mengirimkan kapal rumah sakit ke Palestina mendapatkan dukungan penuh dari Anggota Komisi 1 DPR RI dari Fraksi PKS, Sukamta. Sukamta menyatakan bahwa rencana ini merupakan bukti keberanian luar biasa yang dimiliki oleh TNI dalam mendukung tindakan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh warga Gaza, Palestina.
Krisis Kesehatan di Gaza
Sukamta menjelaskan bahwa kondisi layanan kesehatan di Gaza dapat dikatakan hampir lumpuh berdasarkan laporan yang diterima. Tidak hanya kekurangan obat-obatan, sarana rumah sakit pun banyak yang hancur akibat konflik berkepanjangan. Selain itu, tenaga medis juga banyak yang menjadi korban. Setiap harinya, ratusan orang meninggal dunia dan ribuan lainnya terluka akibat pengeboman yang membabi buta oleh pihak Israel. Oleh karena itu, bantuan berupa pengiriman kapal rumah sakit yang akan dilakukan oleh TNI dianggap sebagai langkah yang sangat tepat dan mendesak.
Dukungan Internasional
Sukamta percaya bahwa pengiriman kapal rumah sakit oleh TNI akan mendorong banyak negara lain untuk melakukan tindakan yang lebih berani dalam menembus pembatasan akses bantuan kemanusiaan yang selama ini dihadapi oleh Gaza. Meskipun terdapat pintu perbatasan Rafah, akses bantuan yang bisa masuk sangat terbatas.
“Sementara pintu perbatasan Rafah hanya membolehkan bantuan secara terbatas yang bisa masuk,” ungkap Sukamta.
Ia juga menekankan pentingnya pengiriman kapal rumah sakit secepat mungkin karena waktu yang diperlukan oleh kapal untuk mencapai perairan Gaza adalah hal yang harus diperhitungkan.
Peran Kementerian Luar Negeri
Lebih lanjut, Sukamta meminta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk berperan aktif dalam melakukan diplomasi dan lobbying ke Pemerintah Mesir serta pihak-pihak terkait di luar negeri. Hal ini bertujuan untuk memudahkan akses kapal rumah sakit menuju perairan Gaza.
Pengiriman kapal rumah sakit oleh TNI menjadi tindakan kemanusiaan yang tidak hanya memberikan harapan bagi warga Gaza yang membutuhkan bantuan medis, tetapi juga menjadi dorongan bagi komunitas internasional untuk lebih berani dalam memberikan bantuan kemanusiaan di tengah konflik yang berlarut-larut.